Jakarta: Aset kripto Bitcoin (BTC) memecahkan rekor dengan sempat menembus harga USD99,655 atau Rp1.579.731.000. Bitcoin saat ini masuk 10 besar aset paling bernilai di dunia dan berada di posisi ke-7 dengan kapitalisasi pasar mencapai USD1,824 triliun, lebih unggul dibandingkan perusahaan minyak Saudi Aramco, perak, dan Meta milik Mark Zuckerberg.
Head of Product Marketing PINTU Iskandar Mohammad mengungkapkan banyak faktor pendorong kenaikan harga Bitcoin. Salah satunya, kemenangan Donald Trump yang akan menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47. Disamping itu, sentimen positif dari Negeri Paman Sam juga turut mendongkrak harga Bitcoin bisa mencapai All-Time-High.
“Masuknya arus uang dari produk ETF BTC mencapai USD2 miliar, mundurnya Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS Gary Gensler, hingga positifnya data makroekonomi khususnya di AS, yang seluruhnya meningkatkan ketertarikan investor untuk ikut berinvestasi pada Bitcoin,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 28 November 2024.
Menurut data Triple-A, jumlah orang yang memiliki aset kripto di seluruh dunia mencapai 562 juta orang pada 2024 atau naik hingga 34 persen dibandingkan 2023. Sementara kenaikan harga Bitcoin membuat investor retail bertanya kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi pada Bitcoin, terutama karena volatilitas dan asumsi harga yang sudah terlalu tinggi.
“Setelah mencapai harga tertingginya di USD69 ribu pada November 2021, Bitcoin kembali menunjukkan ketahanannya dengan hampir mendekati harga USD100 ribu. Ini membuktikan peran Bitcoin sebagai aset lindung nilai (store of value) serta memiliki potensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan aset lainnya,” ujar Iskandar.
Jika dibandingkan emas dan saham, Bitcoin unggul dari sisi return of investment (ROI) dalam 14 tahun terakhir. Harga per gram mencatatkan ROI 334,26 persen dari sekitar Rp322 ribu menjadi Rp1,39 juta pada 2024, sedangkan IHSG mencatatkan ROI di kisaran 431,37 persen dari sekitar 1,355 poin pada 2009 menjadi 7,200 poin per 25 November 2024.
Sementara sejak diluncurkan pada 2009, Bitcoin hanya bernilai sekitar USD0.000764 per BTC atau dengan kurs saat itu sebesar Rp10 ribu maka harga BTC hanya sekitar Rp7,64. Adapun 14 tahun mendatang pada 2024, harga BTC menyentuh USD99,655 setara Rp1.579.731.000 yang berarti persentase kenaikannya sebesar 13 miliar persen.
Iskandar menyebut, BTC saat ini masuk dalam fase bullish, investor dan trader kripto dapat memaksimalkan keuntungan investasinya dalam fase saat ini. Untuk trader pro, aplikasi PINTU menawarkan produk unggulan Pintu Pro Futures, yang memungkinkan trader berinvestasi pada derivatif kripto dengan leverage hingga 25 kali.
“Trader dapat mengambil posisi long atau short tanpa expiry date pada aset seperti BTC, ETH, SOL, dan lainnya. Selain itu, Pintu Pro Futures dilengkapi dengan fitur risk management, seperti indikator margin, auto close open order, dan kalkulasi margin yang transparan, untuk membantu pengguna mengelola risiko likuidasi secara lebih efektif,” ujar Iskandar.
Sementara bagi trader yang mencari platform dengan fitur canggih, Iskandar mengungkapkan, Pintu Pro yang menawarkan pro charting, order book, berbagai tipe order, hingga portfolio tracker dengan interface yang user-friendly. Ia menegaskan, kecanggihan fitur yang dimiliki akan memberikan pengalaman trading terbaik bagi penggunanya.
“Terakhir, bagi investor pemula, aplikasi Pintu menyediakan solusi investasi kripto dengan tampilan intuitif dan akses ke ratusan aset kripto, termasuk Meme koin. Dengan aplikasi Pintu, pengguna dapat dengan mudah memulai perjalanan investasi kripto,” tutup Iskandar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(END)