Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan AI milik Elon Musk, xAI, dilaporkan sedang bersiap untuk merilis aplikasi konsumen yang berdiri sendiri.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa aplikasi tersebut akan mirip dengan ChatGPT milik OpenAI, yang memungkinkan pengguna untuk mengakses chatbot Grok milik xAI dari perangkat pribadi.
Aplikasi ini kemungkinan akan hadir setelah xAI menutup putaran pendanaan berikutnya, yang dapat mencapai US$5 miliar dan nilai perusahaan mencapai US$50 miliar, dua kali lipat dari nilai valuasinya enam bulan yang lalu, demikian dikutip dari TechCrunch, Kamis (28/11/2024).
Musk disebut telah memberikan investor yang mendukung akuisisi X (dulunya Twitter) senilai US$44 miliar 25% (atau akses hingga 25%) saham di xAI untuk menghargai kesetiaan mereka.
Menurut Financial Times, beberapa pendukung Musk, termasuk Fidelity, salah satu pendiri Oracle Larry Ellison, dan pendiri Twitter Jack Dorsey, dapat memperoleh keuntungan dari saham di xAI berkat peningkatan nilai perusahaan rintisan ini.
Ketika putaran pendanaan xAI ditutup, perusahaan ini akan mengumpulkan sekitar US$11 miliar.
Sebelumnya dikabarkan X sedang ditinggal banyak penggunanya. Hal ini menyusul kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS). X dinilai menjadi salah satu alat propaganda yang dimanfaatkan Musk untuk memenangkan Trump.
Dilaporkan banyak orang yang meninggalkan X dan berpindah ke aplikasi penggantinya. BlueSky dan Threads saling berkejaran untuk mengumpulkan jumlah pengguna yang lebih banyak.
BlueSky merupakan aplikasi yang memiliki kaitan dengan pendiri X (dulunya Twitter) Jack Dorsey. Sementara Threads adalah aplikasi milik raksasa teknologi Meta, yang dari segi tampilan mirip dengan X.
Dalam sebuah laporan terbaru, Bluesky memperkecil ketertinggalan dari Threads. Mashable menyebutkan BlueSky memiliki 3,5 juta pengguna aktif harian.
Jumlah itu memperkecil ketertinggalannya menjadi hanya 1,5 kali lipat dari Threads. Basis pengguna BlueSky mengalami peningkatan signifikan selama pemilu Amerika Serikat (AS) 5 November 2024 lalu. Data Similarweb yang dikutip Financial Times menyebutkan peningkatan sejak saat itu mencapai 300%.
(fab/fab)