Jakarta –
Sebanyak 21.456 konten terkait perjudian online (judol) yang beredar di media sosial kembali ditindak Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika (PAI), Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika).
Secara akumulatif sejak 20 Oktober hingga 25 November 2024, sejak 20 Oktober – 25 November 2024, Kementerian Komdigi sudah melakukan takedown sebanyak 374.175 konten judi online. Dengan rincian 344.869 pada website dan IP; 16.089 konten/akun pada platform Meta; 8.083 file sharing; 3.235 pada Google/YouTube; 1.698 melalui platform X; 136 konten pada Telegram; dan 64 di Tiktok.
“Sejak tahun 2017-25 November 2024, Kementerian Komunikasi dan Digital telah memblokir 5.253.543 konten terkait judi online,” ujar Plt. Direktur PAI, Kementerian Komdigi, Syofian Kurniawan dikutip dari siaran persnya, Selasa (26/11/2024).
Selain gencar men-takedown akun judi online, Kementerian Komdigi juga terus menyasar akun media sosial yang mempromosikan permainan haram tersebut. Ada tiga akun Insragram dengan jumlah pengikut yang banyak.
Ketiganya adalah @jap.short dengan 284k pengikut; akun @sellbie dengan 154k pengikut; dan @japan4trailer dengan 148k pengikut. Akun-akun itu terafiliasi dan terbukti turut mempromosikan judol.
Selain berdampak buruk pada keuangan, kata Syofian, judol juga memiliki efek yang serius pada kesehatan mental. Kecanduan judi dapat memicu stres kronis, kecemasan, hingga depresi. Banyak orang yang terjebak dalam judi online merasa malu, cemas, dan kehilangan harapan akibat kerugian yang terus-menerus. Mereka bahkan bisa mengalami isolasi sosial karena tidak ingin orang lain mengetahui masalah mereka.
Studi menunjukkan bahwa kecanduan judi dapat menyebabkan gangguan tidur, kehilangan produktivitas, hingga konflik keluarga. Dalam beberapa kasus ekstrem, rasa putus asa akibat kerugian judi bisa memicu tindakan yang berbahaya, seperti upaya bunuh diri.
“Judol sering kali menggoda kita dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun, realitasnya, judi lebih sering menjadi jalan menuju kerugian finansial. Satu fakta penting yang perlu kita sadari adalah bahwa judi online dirancang agar pemain lebih banyak kalah daripada menang. Dalam praktiknya, kekalahan terus-menerus menjerat pemain hingga terjebak dalam lingkaran utang,” tambah Syofian.
“Mari bersama berperang melawan judol. Judol adalah penipuan, judol bikin bobol!” tutup Syofian.
(agt/fay)