Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penurunan cukup banyak.
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 26 November 2024, rupiah hingga pukul 09.13 WIB berada di level Rp15.926 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah sebanyak 45 poin atau setara 0,29 persen dari Rp15.881 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp15.929 per USD, turun hingga 65 poin atau setara 0,41 persen dari Rp15.864 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan kembali melemah.
“Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.820 per USD hingga Rp15.910 per USD,” ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
NPI surplus USD5,9 miliar
Adapun, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, yang sebelumnya mengalami defisit sebesar USD0,6 miliar pada kuartal II-2024.
Surplus tersebut dipicu oleh perbaikan sejumlah indikator, salah satunya penurunan defisit transaksi berjalan menjadi USD2,2 miliar atau 0,6 persen dari PDB, lebih baik dibandingkan defisit USD3,2 miliar pada kuartal II-2024.
Stabilitas ketahanan eksternal Indonesia hingga saat ini tetap terjaga di tengah berbagai dinamika risiko global yang tengah terjadi, yang salah satunya ditunjukkan oleh capaian surplus pada neraca transaksi ekonomi internasional Indonesia.
Surplus NPI juga dipicu oleh adanya peningkatan surplus Transaksi Modal dan Finansial menjadi USD6,6 miliar atau 1,8 persen dari PDB dari sebelumnya hanya sebesar USD3,0 miliar atau 0,9 persen dari PDB pada kuartal II-2024.
Perkembangan positif ini dipengaruhi oleh peningkatan surplus investasi langsung menjadi USD5,2 miliar, didorong tingginya penyertaan modal asing dalam bentuk ekuitas, terutama di sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan besar dan eceran.
Capaian surplus NPI tersebut turut memengaruhi posisi cadangan devisa Indonesia yang telah meningkat menjadi USD149,9 miliar pada akhir September 2024, atau setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)