Di sisi lain, harga rumah tipe kecil dan menengah mengalami sedikit peningkatan, masing-masing naik sebesar 0,50% (qtq) dan 0,40% (qta) pada triwulan Ill 2024, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,44% (qtq) dan 0,34% (qtq).
Selanjutnya, secara spasial, perlambatan IHPR primer secara triulanan terjadi di 10 dari 18 kota yang disurvei. Perlambatan paling dalam terjadi di Kota Padang dari 0,34% (qta) menjadi 0, 14% (qta), diikuti Kota Denpasar dari 0,44% (qta) menjadi 0,25% (qta), dan Kota Pontianak dari 0,73% (qtq) menjadi 0,44% (qta).
Disamping itu, perlambatan harga properti residensial yang berlanjut dari triwulan lI 2024 tersebut juga terindikasi dari pelemahan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Subkelompok Pemeliharaan, Perbaikan, dan Keamanan Tempat Tinggal/Perumahan sejak akhir triwulan III 2023 yang tercatat naik 1,56% (yoy) menjadi 0,51% (yoy) triwulan IIl 2024.
Penjualan properti residensial di pasar primer pada triulan III 2024 secara tahunan menunjukkan penurunan. Pada triwulan Il 2024 penjualan properti residensial terkontraksi 7,14% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 7,30% (yoy).
“Penurunan penjualan rumah terjadi pada tipe rumah kecil dan menengah masing-masing terkontraksi 10,05% (yoy) dan 8,80% (yoy). Sementara tipe besar masih tumbuh, namun melambat dari 27,41% (yoy) menjadi 6,83% (yoy),” ujarnya.