TRIBUNJAKARTA.COM – Muncul sebuah surat ajakan dari Presiden RI, Prabowo Subianto, kepada warga Jakarta untuk memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO).
Surat ajakan tersebut beredar di masa injury time jelang pencoblosan Pilkada Jakarta.
Lantas apakah surat ajakan dari sang presiden berpengaruh besar terhadap elektabilitas RIDO yang terus menurun?
Pengamat politik, Rocky Gerung, melihat endorsement Prabowo Subianto di masa akhir Pilkada Jakarta tak berpengaruh banyak terhadap elektabilitas RIDO.
Ia memperkirakan tren elektabilitas RIDO dan Pramono-Rano sudah menunjukkan grafik yang stabil.
“Artinya yang menaik pasti terus menaik, yang menurun pasti terus menurun,” katanya seperti dikutip dari Youtube Channel @RockyGerungOfficial_2024 yang tayang pada Senin (25/11/2024).
Rocky melanjutkan grafik Pramono-Rano dinilai memperlihatkan tren yang positif karena terus menanjak sebaliknya Ridwan Kamil-Suswono terus menurun.
“Jadi Pramono Anung stabil di dalam grafik menaik, dan Ridwan Kamil stabil dalam grafik menurun. Sekali dia menurun, maka dia akan terus menurun jadi stabilnya menurun gitu,” katanya.
Surat ajakan Prabowo
Sebelumnya, beredar surat yang ditandatangani Presiden RI Prabowo Subianto kepada warga Jakarta untuk memilih paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) di Pilkada Jakarta 2024.
Di bagian atas surat itu terdapat tanda empat bintang emas dengan berlatar warna merah.
Di bawahnya ditulis ‘Jenderal TNI (Purn) H. Prabowo Subianto’.
“Saudaraku, Anda adalah ujung tombak bangsa dan negara sekarang, apa yang terjadi di Jakarta akan mempengaruhi seluruh Indonesia. Saya yakin bahwa saudara kita, pasangan H M RIDWAN KAMIL-H SUSWONO [RIDO], adalah dua putera Indonesia yang terbaik,” kata Prabowo dalam surat tersebut, dilihat Senin (25/11/2024).
“Mereka punya rekam jejak dalam kehidupan mereka yang begitu gemilang, yang sudah menunjukkan dan menghasilkan karya-karya dan pemikiran-pemikiran besar untuk Rakyat Indonesia,” ucap Prabowo.
“Karena itu saya H Prabowo Subianto selaku Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai GERINDRA menghimbau, menganjurkandan memohon kepada saudaraku yang kuhormati dan kubanggakan untuk menggunakan kekuasaan, kedaulatan yang ada di tanganmu,” sambungnya.
Jakarta lepas dari genggaman Jokowi
Ketidakhadiran Jokowi di kampanye akbar cagub dan cawagub nomor urut 1 di Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) menandakan Jakarta akan dilepas.
Meski kini memasuki masa tenang Pilkada, justru Jokowi lah yang kini tak tenang dan frustrasi.
Hal itu diungkapkan oleh pengamat politik, Rocky Gerung, seperti dikutip dari Youtube Channelnya yang tayang pada Senin (25/11/2024).
“Dia (Jokowi) tidak hadir, tidak hadir itu artinya Jokowi tidak mendukung. Mengabaikan saja, cut loss aja kira-kira Jakarta. Konsekuensinya tentu bohir (pemilik modal) enggak akan turunkan uang kampanye atau kampanye akbar,” katanya.
Ditambah lagi, kemunculan Anies Baswedan yang langsung mengambil posisi mendukung Pram-Rano melawan Ridwan Kamil-Suswono yang didukung Jokowi di palagan Pilkada Jakarta.
Dukungan tambahan ini membuat elektabilitas Pram-Rano naik.
Munculnya Anies jelas membuat Jokowi juga kini ketar ketir karena figur Anies Baswedan dinilai akan menjadi batu sandungan yang sangat besar untuk anaknya, Gibran Rakabuming Raka, maju ke Pilpres 2029 mendatang.
Selain itu, Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, Koalisi yang mengusung pasangan RIDO juga terlihat tak total.
“Tak satupun gairah dari KIM Plus ini untuk mendukung Ridwan Kamil, tak terlihat antusiasme dari jurkam-jurkam untuk menghadapi persaingan dengan Pram-Rano,” katanya.
Rocky pun menilai pertarungan merebut Jakarta akan dimenangkan pasangan Pramono-Rano.
“Kita bisa lihat nanti tanggal 27 itu ya mungkin sudah pasti menang. Bahkan menangnya akan nembus 50 persen karena gairah itu tidak tertahankan kemampuan kita untuk melihat Jakarta kembali dipimpin oleh PDIP,” jelasnya.
“Dan itu artinya sinyal Jokowi itu dibuat tak berdaya di Jakarta. Nah, kalau tak berdaya di Jakarta ke mana dia akan mencari daya? Ya pasti ke Jawa Tengah,” katanya.
Namun, pindahnya fokus Jokowi ke Pilkada Jawa Tengah justru akan menjadi blunder.
Sebab, kata Rocky, suasana perlawanan terhadap Jokowi akan terbawa dari Jakarta ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Isu tentang oligarki itu tinggi sekali,” pungkasnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya