Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Modal Asing Kabur Rp7,5 Triliun dari RI, Efek Trump jadi Presiden?

Modal Asing Kabur Rp7,5 Triliun dari RI, Efek Trump jadi Presiden?

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia mencatat adanya arus modal asing yang keluar dari Tanah Air senilai Rp7,5 triliun pada pekan ketiga bulan ini atau periode 18-22 November 2024. 

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan arus keluar yang terjadi tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian global—di mana kemenangan Donald Trump berdampak pada ketegangan geopolitik dan fragmentasi perdagangan—dan domestik terkini. 

Denny menyampaikan arus keluar dari modal asing yang terjadi selama pekan ini dialami oleh selurun instrumen, mulai dari saham, Surat Berharga Negara (SBN), maupun andalan milik bank sentral yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). 

“Terdiri dari jual neto senilai Rp3,30 triliun di pasar saham, Rp3,59 triliun di pasar SBN, dan Rp0,61 triliun di SRBI,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (24/11/2024). 

Adapun, sepanjang tahun ini berdasarkan data setelmen sampai dengan 21 November 2024, nonresiden tercatat beli neto senilai Rp27,15 triliun di pasar saham, Rp33,17 triliun di pasar SBN, dan Rp187,68 triliun di SRBI.

Pada periode sepanjang semester II/2024, nonresiden tercatat beli neto sejumlah Rp26,81 triliun di pasar saham, Rp67,13 triliun di pasar SBN dan Rp57,33 triliun di SRBI.

Denny menyampaikan meski modal asing keluar, premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 21 November 2024 sebesar 72,65 bps, stabil dibanding dengan 15 November 2024 sebesar 72,61 bps.

Di samping tren keluarnya modal asing dalam satu bulan terakhir, hal tersebut terjadi sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Tercatat rupiah pada Jumat (22/11/2024) dibuka pada level (bid) Rp15.920 per dolar AS, tetap dari posisi penutupan hari sebelumnya atau Kamis (21/11/2024) sore. 

Pada saat yang sama, indeks dolar (DXY) yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF), menguat ke level 106,97.

Sementara imbal hasil atau yield US Treasury (UST) Note 10 tahun turun ke level 4,422%.

Imbal hasil dari surat utang yang pemerintah Indonesia keluarkan, yakni Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun harus turun ke angka 6,88%. 

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) menyampaikan bahwa perkembangan politik AS—yang mementingkan ekonomi domestik atau inward looking policy—berdampak pada risiko melambatnya ekonomi di banyak dan kembali meningkatkan inflasi dunia. 

Lebih jauh lagi, perubahan politik di AS tsb telah berdampak pada menguatnya mata uang dolar AS secara luas dan berbaliknya preferensi investor global dengan memindahkan portfolio kembali ke AS.

“Akibatnya, tekanan pelemahan nilai tukar berbagia mata uang dunia semakin tinggi dan terjadi aliran keluar portfolio asing termasuk dari negara berkembang,” ungkap Perry. 

Untuk itu, Perry menekankan pihaknya bersama pemerintah akan memperkuat respon kebijakan untuk ketahanan eksternal dari dampak negatif memburuknya rambatan global tersebut terhadap ekonomi Indonesia. 

Tren Arus Keluar Modal Asing Sepanjang November 2024

-Pekan I November: Rp10,23 triliun 

-Pekan II November: Rp7,42 triliun

-Pekan III November : Rp7,5 triliun