Blitar (beritajatim.com) – Para pedagang Pasar Templek Kota Blitar memutuskan membuka lapak sederhana di bekas bangunan lama yang sudah digusur oleh Pemerintah Kota Blitar. Mereka hanya menggunakan tikar dan payung sederhana agar tetap bisa berjualan.
Sebenarnya, para pedagang tersebut sudah dijanjikan lokasi baru. Sayangnya, hingga saat ini janji tersebut tidak terwujud.
Akhirnya, para pedagang memutuskan berjualan sementara dengan lapak seadanya. Mereka paham apa yang dilakukan ini salah namun harus dilakukan demi tetap bisa memperoleh pendapatan.
“Ya gini seadanya, pelanggan juga banyak dan tahunya di sini juga, jadi saya memutuskan di sini,” kata Narti, pedagang pasar Templek Kota Blitar, Senin (6/4/2024).
Selain faktor tersebut, alasan lain yang mendorong pedagang mendirikan lapak di bekas bangunan tergusur adalah soal omzet. Menurut para pedagang, berjualan di bekas bangunan tersebut jauh lebih menjanjikan dari pada di dalam gedung baru.
Hampir sebagian besar pedagang mengeluhkan penurunan omzet usai menempati lapak baru yang dibangun oleh Pemkot Blitar. Sehingga para pedagang memilih untuk kembali berjualan di area luar bangunan baru.
“Lebih ramai di sini, kalau di dalam bersih tapi sepi,” ucapnya.
Kondisi ini tentu bukan hal yang diharapkan. Pedagang sebenarnya juga mau mengikuti semua arahan dari Pemkot Blitar namun kondisi yang terjadi hingga kini tidak pernah menguntungkan pedagang.
Karena itu, para pedagang memilih menggunakan cara sendiri yakni kembali berjualan di jalanan.
“Sebenarnya kita itu manut tapi kondisinya seperti ini mau gimana lagi lo, sudah terserahlah,” tutupnya.
Para pedagang pun kini berharap Pemkot Blitar bisa memberikan solusi atas permasalahan yang mereka alami. Sehingga para pedagang tetap bisa berjualan dan mendapatkan omzet yang selayaknya [owi/aje]