Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pengamat: Kesiapan Guru dan Kepala Sekolah Kunci Sukses Implementasi Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Pengamat: Kesiapan Guru dan Kepala Sekolah Kunci Sukses Implementasi Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Jakarta, Beritasatu.com – Pengamat pendidikan sekaligus Rektor Institut Media Digital Emtek (IMDE), Totok Amin Soefijanto, memberikan catatan penting terkait kurikulum yang diterapkan di dunia pendidikan Indonesia. Menurutnya, evaluasi terhadap kurikulum yang ada harus memperhatikan kesiapan pelaksana kurikulum, termasuk kesiapan guru dan kepala sekolah, agar perubahan tersebut dapat diterima dengan baik.

“Masalah yang sering muncul terkait kurikulum baru adalah perbedaan implementasi antara pusat dan daerah. Apa yang diinstruksikan di pusat belum tentu diterapkan dengan baik di daerah,” ujar Totok dalam wawancara virtual dengan Beritasatu.com, beberapa waktu lalu.

Totok menilai keberhasilan implementasi kurikulum sangat bergantung pada kenyamanan dan kesiapan guru, kepala sekolah, serta pengawas dalam menghadapi perubahan. Bahkan, menurutnya, kurikulum Merdeka belum berhasil diterapkan di beberapa daerah yang masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

“Saya sering menemukan sekolah di Kalimantan Timur yang masih menggunakan KTSP. Padahal kita sudah menerapkan kurikulum Merdeka. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pendidikan, terutama terkait pelaksanaan inisiatif baru seperti kurikulum ini. Semua pelaksana di lapangan, termasuk guru, kepala sekolah, dan pengawas, harus merasa nyaman dengan perubahan tersebut,” tambahnya.

Lebih lanjut, Totok menekankan pentingnya evaluasi kurikulum pendidikan di Indonesia yang tidak hanya berbasis pada administrasi, tetapi juga kenyamanan dan kesiapan praktis dalam implementasi di lapangan.

“Jika kita ingin mengevaluasi kurikulum, pertanyaannya adalah apakah para pelaksana sudah merasa nyaman. Jika tidak, mereka akan mencari cara untuk ‘menyiasati’ kurikulum. Mereka mungkin mengatakan sudah menerapkan kurikulum yang baru, tetapi dalam praktiknya mereka tetap menggunakan cara yang sudah mereka rasa nyaman. Ini tantangan besar dalam implementasi kurikulum yang perlu diatasi,” tegas Totok.

Totok juga menyampaikan kurikulum Merdeka kemungkinan akan terus dimodifikasi seiring waktu. Namun, dia mengingatkan bahwa jika modifikasi tersebut tidak disertai dengan pelatihan yang cukup, implementasi kurikulum pendidikan di Indonesia tetap akan mengalami kesulitan.