Jakarta: Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program pertanian dataran tinggi atau Upland dinilai sangat serius dalam menggarap program Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO)-Biogas. Itu dapat dilihat saat memberikan pelatihan lengkap, pendampingan intens, hingga kualitas pada fasilitas yang diberikan kepada petani.
“Teman-teman di Upland Project ini sudah sangat serius dalam mengurus program UPPO-Biogas ini baik dalam pembinaan maupun penyediaan fasilitas,” kata Dosen Universitas Mataram (Unram) I Gusti Lanang Media, Rabu, 20 November 2024.
Dia menilai UPPO-Biogas merupakan salah teknologi yang cukup lama dikenal, namun sampai saat ini belum berkembang optimal. Padahal, kata dia, jika ditekuni dengan baik, instalasi biogas dapat membantu petani mengembangkan usaha pertanian, salah satunya pertanian organik.
Dia menilai langkah memberikan pelatihan dan fasilitas kepada pertanian tidak hanya bermanfaat dalam waktu dekat. Memberikan pelatihan bantuan dapat langsung bermanfaat selama-lamanya jika pertanian dikembangkan.
“Program pertanian itu tidak hanya untuk 1-2 tahun maupun tiga tahun tapi selama-lamanya. Jadi pengalaman dan pengetahuan dari program Upland ini nantinya bisa dilanjutkan, diteruskan bahkan dikembangkan,” ujarnya.
Namun, untuk mencapai perkembangan pertanian yang diharapkan tersebut perlu semangat dan komitmen para petani. Dia menilai dua elemen itu perlu saling berkesinambungan dan terus tertanam pada setiap petani yang menerima bantuan Upland.
“Di sinilah dibutuhkan selain semangat juga komitmen. Kalau sudah bisa tapi enggak ada komitmen ya pasti tidak akan berkembang,” ujarnya.
Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Hermanto menjelaskan program Upland merupakan sistem pertanian terintegrasi yang ramah terhadap lingkungan. Salah satu contohnya, sistem UPPO-Biogas merupakan bentuk nyata pertanian terpadu yang ramah terhadap lingkungan.
“Pertanian yang dibangun secara terpadu dalam kegiatan hulu sampai hilir dengan menggunakan inovasi teknologi yang tepat guna,” kata Hermanto.
Ia menyebut UPPO-Biogas menghasilkan pupuk organik yang diharapkan dapat mengurangi pupuk kimiawi. Sehingga, pertanian yang dibangun dalam konsep pertanian Upland berbasis ekologi dan ramah lingkungan.
Program yang efisien mancapai tiga target sekaligus. Pertama, produksi pupuk organik, mengolah gas metan menjadi biogas pengganti gas berbasis fosil, dan ketiga peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.
“Sehingga menjadi satu ekosistem yang betul-betul dari hulu hingga hilir dan tentu bisa memberikan kontribusi untuk kita baik untuk produksi pertanian kita maupun kesejahteraan petani yang menjadi fokus Upland,” jelas Hermanto.
Jakarta: Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program pertanian dataran tinggi atau Upland dinilai sangat serius dalam menggarap program Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO)-Biogas. Itu dapat dilihat saat memberikan pelatihan lengkap, pendampingan intens, hingga kualitas pada fasilitas yang diberikan kepada petani.
“Teman-teman di Upland Project ini sudah sangat serius dalam mengurus program UPPO-Biogas ini baik dalam pembinaan maupun penyediaan fasilitas,” kata Dosen Universitas Mataram (Unram) I Gusti Lanang Media, Rabu, 20 November 2024.
Dia menilai UPPO-Biogas merupakan salah teknologi yang cukup lama dikenal, namun sampai saat ini belum berkembang optimal. Padahal, kata dia, jika ditekuni dengan baik, instalasi biogas dapat membantu petani mengembangkan usaha pertanian, salah satunya pertanian organik.
Dia menilai langkah memberikan pelatihan dan fasilitas kepada pertanian tidak hanya bermanfaat dalam waktu dekat. Memberikan pelatihan bantuan dapat langsung bermanfaat selama-lamanya jika pertanian dikembangkan.
“Program pertanian itu tidak hanya untuk 1-2 tahun maupun tiga tahun tapi selama-lamanya. Jadi pengalaman dan pengetahuan dari program Upland ini nantinya bisa dilanjutkan, diteruskan bahkan dikembangkan,” ujarnya.
Namun, untuk mencapai perkembangan pertanian yang diharapkan tersebut perlu semangat dan komitmen para petani. Dia menilai dua elemen itu perlu saling berkesinambungan dan terus tertanam pada setiap petani yang menerima bantuan Upland.
“Di sinilah dibutuhkan selain semangat juga komitmen. Kalau sudah bisa tapi enggak ada komitmen ya pasti tidak akan berkembang,” ujarnya.
Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Hermanto menjelaskan program Upland merupakan sistem pertanian terintegrasi yang ramah terhadap lingkungan. Salah satu contohnya, sistem UPPO-Biogas merupakan bentuk nyata pertanian terpadu yang ramah terhadap lingkungan.
“Pertanian yang dibangun secara terpadu dalam kegiatan hulu sampai hilir dengan menggunakan inovasi teknologi yang tepat guna,” kata Hermanto.
Ia menyebut UPPO-Biogas menghasilkan pupuk organik yang diharapkan dapat mengurangi pupuk kimiawi. Sehingga, pertanian yang dibangun dalam konsep pertanian Upland berbasis ekologi dan ramah lingkungan.
Program yang efisien mancapai tiga target sekaligus. Pertama, produksi pupuk organik, mengolah gas metan menjadi biogas pengganti gas berbasis fosil, dan ketiga peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.
“Sehingga menjadi satu ekosistem yang betul-betul dari hulu hingga hilir dan tentu bisa memberikan kontribusi untuk kita baik untuk produksi pertanian kita maupun kesejahteraan petani yang menjadi fokus Upland,” jelas Hermanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(AGA)