Jakarta –
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “tidak menginginkan perdamaian” di Ukraina. Macron juga menyebut Putin “tidak siap untuk berunding” guna mengakhiri perang.
Hal ini disampaikan Macron pada Minggu (17/11) waktu setempat, setelah serangan besar-besaran Rusia terhadap infrastruktur listrik Ukraina.
Macron mengatakan: “Jelas bahwa Presiden Putin bermaksud untuk mengintensifkan pertempuran,” ujar Macron saat berkunjung ke Argentina, dilansir kantor berita AFP, Senin (18/11/2024).
Pemimpin Prancis itu menambahkan bahwa ia hanya akan mempertimbangkan untuk melakukan panggilan telepon dengan pemimpin Rusia tersebut jika “konteksnya” tepat.
Pada Minggu (17/11), militer Rusia melakukan serangan besar-besaran baru ke ibu kota Ukraina, Kyiv. Setidaknya ada 120 rudal dan 90 pesawat nirawak (drone) ditembakkan. Pejabat Ukraina mengatakan ini menjadi serangan terbesar dalam tiga tahun perang berlangsung.
Dilaporkan AFP, ledakan besar terjadi pada Minggu dini hari di Kyiv dan kota dekat Sloviansk di wilayah Donetsk.
Serangan besar-besaran Rusia ini telah membuat pemadaman listrik terjadi. Ini membuat banyak pihak khawatir mengingat musim dingin ekstrem mulai datang di wilayah itu, dan kebutuhan akan alat pemanas sangat tinggi.
Sebelumnya, Zelensky mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri perang dengan Rusia tahun depan, melalui “cara-cara diplomatik”.
Hal itu disampaikannya pada Sabtu (16/11), sehari setelah mengatakan bahwa ia berharap konflik tersebut akan berakhir lebih cepat daripada yang seharusnya, setelah Donald Trump kembali menjadi presiden Amerika Serikat tahun depan.
“Bagi kita, kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk memastikan bahwa perang ini berakhir tahun depan. Kita harus mengakhirinya dengan cara-cara diplomatik,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan radio .
Lihat Video: Zelensky Ingin Akhiri Perang dengan Rusia