Bisnis.com, JAKARTA – Produsen pesawat dengan bisnis global, Boeing, mengumumkan akan memberlakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal kepada lebih dari 2.500 karyawan di negara bagian Washington, Oregon, Carolina Selatan dan Missouri di AS.
Pemberhentian ini merupakan bagian dari rencana besar produsen pesawat yang tengah terlilit utang tersebut untuk memangkas sebanyak total 17.000 pekerjaan, atau 10% dari tenaga kerja globalnya.
Dalam dokumen pengajuan yang diwajibkan oleh pemerintah federal yang diposting pada Senin (18/11/2024) waktu setempat menyebut, hampir 2.200 pemberitahuan pemutusan hubungan kerja (PHK) ditujukan kepada para pekerja di Washington dan 220 lainnya di South Carolina, dua negara bagian tempat Boeing memproduksi pesawat komersial.
Adapun, Boeing menolak mengomentari PHK tersebut.
Raksasa kedirgantaraan ini mulai memberi tahu para pekerja AS yang terkena dampak pada Rabu pekan lalu bahwa mereka akan tetap menerima gaji Boeing hingga 17 Januari 2025, untuk mematuhi persyaratan federal untuk memberi tahu karyawan setidaknya 60 hari sebelum mengakhiri pekerjaan mereka.
Berita bahwa Boeing akan mengirimkan Pemberitahuan Penyesuaian dan Pelatihan Ulang Pekerja atau Worker Adjustment and Retraining Notification (WARN) pada pertengahan November sudah diperkirakan secara luas.
PHK massal terakhir diperkirakan terjadi pada Desember mendatang. Boeing juga dapat memanfaatkan pengurangan tenaga kerja, perekrutan selektif, dan penjualan anak perusahaan untuk mengurangi tenaga kerja.
Pada Oktober lalu, CEO baru Boeing, Kelly Ortberg, mengatakan perusahaannya tidak bermaksud untuk menghentikan produksi atau mengeluarkan tenaga kerja dari laboratorium teknik. Pengamat industri telah menunggu WARN untuk mengetahui indikasi bagaimana PHK dapat berdampak pada pekerja di pusat manufaktur utama perusahaan.
Namun, beberapa ratus insinyur dan pekerja produksi termasuk di antara mereka yang menerima pemberitahuan PHK.
The Society of Professional Engineering Employees in Aerospace Society mengatakan 438 anggota serikat pekerja di Boeing menerima pemberitahuan PHK pekan lalu, termasuk 218 insinyur dan 220 teknisi.
Sementara itu, Asosiasi Internasional Ahli Mesin dan Pekerja Dirgantara (IAM) District Lodge 837 di St. Louis mengatakan Boeing mengirimkan pemberitahuan kepada 111 anggota, yang sebagian besar membuat komponen sayap untuk 777X.
Adapun, orang-orang yang diberhentikan tampaknya berbeda-beda di setiap bagian dalam Boeing, kata beberapa pekerja non-serikat yang menerima WARN.
Seorang pekerja di Boeing Defense, Space & Security mengatakan semua kecuali dua atau tiga anggota timnya yang beranggotakan 12 orang diberhentikan, sementara yang lain mengatakan bahwa dia adalah satu-satunya dari sekitar 20 orang timnya yang menerima peringatan.
Keduanya mengatakan mereka memberikan dukungan penting bagi insinyur produksi dan desain, namun mereka tidak dianggap bekerja di bagian produksi.
Pemberitahuan ini muncul ketika Boeing mencoba memulai kembali produksi 737 MAX yang paling laris, setelah pemogokan selama berminggu-minggu oleh lebih dari 33.000 pekerja di Pantai Barat AS menghentikan produksi sebagian besar jet komersialnya.