Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah setelah seharian mayoritas pergerakannya hanya di zona merah.
Mengacu data RTI, Senin, 18 November 2024, pada penutupan perdagangan hari ini IHSG ditutup melemah 0,38 persen atau setara dengan 26,98 poin menjadi 7.134,27.
Sepanjang perdagangan hari ini IHSG hanya mampu bergerak hingga level tertinggi 7.174,75. Sedangkan level terendahnya mencapai 7.118,86.
Sebanyak 21,73 miliar saham tercatat telah diperdagangkan hari ini dengan total nilai transaksi sebesar Rp10,162 triliun.
Total saham emiten yang bergerak melemah pada hari ini sebanyak 397 saham. Hal itu yang menarik IHSG terus bergerak di zona merah. Sedangkan saham lainnya yang bergerak menguat hanya 198 saham. Lalu sisanya sebanyak 193 saham stagnan.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 0,90 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer yang naik sebesar 0,56 persen.
8 sektor melemah
Sedangkan, delapan sektor melemah yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus 1,49 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor energi yang turun masing- masing sebesar 1,43 persen dan 0,88 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu DAAZ, BAJA, JAWA, TOSK dan KLAS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni MLPT, BABY, SRTG, PYFA, dan CTRA
Masih mengacu data RTI, pelemahan IHSG hari ini sejalan dengan pergerakan bursa saham regional. Tercatat, Nikkei 225 Index juga melemah 1,09 persen. Kemudian Shanghai composite Index dan Straits Times Index masing-masing terkontraksi 0,21 persen dan 0,32 persen.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan IHSG ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
“Bursa Asia bergerak mixed (variatif) setelah pidato kepala bank sentral Jepang membuat pasar sama sekali tidak mengetahui prospek tingkat suku bunga negara tersebut,” sebut tim riset dilansir Antara.
Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda menegaskan pada Senin (18/11) ini, bahwa bank sentral akan terus menaikkan suku bunga acuannya apabila perkembangan ekonomi dan inflasi terkontrol, namun tidak menyebutkan apakah kenaikan akan terjadi pada Desember 2024.
Apabila dolar AS terus menguat maka bukan tidak mungkin Bank of Japan akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya untuk menjaga nilai Yen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(ANN)