Jakarta, Beritasatu.com – Untuk mengurangi pencemaran Sungai Citarum, warga yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS) didorong untuk mengelola limbah secara mandiri melalui tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, recycle (TPS3R). Upaya ini telah dimulai warga Desa Padamukti, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang memanfaatkan fasilitas TPS3R untuk memroses limbah rumah tangga secara terintegrasi.
Limbah organik diolah menjadi pupuk maggot melalui fermentasi menggunakan lalat tentara hitam (Black Soldier Fly), sedangkan limbah anorganik seperti plastik dan botol minuman didaur ulang untuk memiliki nilai ekonomi. TPS3R Desa Padamukti terdiri dari dua bangunan, yakni satu untuk limbah anorganik, lengkap dengan mesin penyortir dan tempat penyimpanan dan satu lagi untuk pengolahan limbah organik.
Program pengelolaan limbah ini merupakan bagian dari Citarum Action Research Project (CARP), yang diluncurkan pada 2019 dengan dukungan Koneksi, kolaborasi antara organisasi di Indonesia dan Australia.
Kepala Tim Riset Monash University Diego Ramirez Lovering menekankan solusi masalah limbah harus mengintegrasikan aspek lingkungan, masyarakat, ekonomi, dan keberlanjutan.
“TPS3R Desa Padamukti adalah langkah awal menuju target zero waste dan bisa menjadi percontohan bagi desa lain,” ujar Diego, Sabtu (16/11/2024) dilansir Antara.
Diego menegaskan pendekatan inovatif ini memanfaatkan kolaborasi strategis untuk mewujudkan pengelolaan sungai berkelanjutan. “Rehabilitasi sungai tidak hanya memperbaiki lingkungan, tetapi juga membangun masa depan yang lebih bersih dan ramah bagi masyarakat,” tambahnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Indra Maha mengapresiasi kontribusi semua pihak yang mendukung program ini.
“Kita tidak boleh mewariskan Citarum yang tercemar kepada generasi mendatang. Sebaliknya, kita harus menjadikannya sungai yang layak dan memberikan kehidupan bagi semua,” kata Indra.