Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

KRI Ahmad Yani-351 Bawa Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

KRI Ahmad Yani-351 Bawa Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Labuan Bajo, Beritasatu.com – Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Ahmad Yani-351 tiba di Pelabuhan Pelni Larantuka, Flores Timur, NTT, pada Minggu (17/11/2024), membawa bantuan kemanusiaan bagi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Kapal ini bertolak dari Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu, Labuan Bajo, sehari sebelumnya, setelah juga mengumpulkan bantuan di Surabaya.

Penjabat Bupati Flores Timur Sulastri Rasyid menyampaikan rasa terima kasih kepada TNI Angkatan Laut atas bantuan logistik yang dikirimkan.

“Jumlah pengungsi telah mencapai lebih dari 12.000 jiwa dari sembilan desa terdampak. Logistik sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mereka,” kata Sulastri saat menerima bantuan di atas KRI Ahmad Yani-351 di Selat Gonzalo.

Bantuan yang dibawa oleh KRI Ahmad Yani-351 akan didistribusikan ke sejumlah posko pengungsian di Flores Timur. Mengingat kondisi perairan Pelabuhan Pelni Larantuka yang dangkal, kapal ini tidak dapat bersandar dan terpaksa berlabuh di Selat Gonzalo. Bantuan dipindahkan menggunakan dua kapal motor.

Komandan KRI Ahmad Yani-351 Kolonel Laut (P) Fadhlon menyampaikan kapal tersebut disiagakan untuk membantu masyarakat terdampak bencana di berbagai wilayah.

“Bantuan ini merupakan kontribusi dari masyarakat, pemerintah daerah, dan TNI yang kami kumpulkan sepanjang perjalanan dari Surabaya hingga Labuan Bajo. Kami siap mendukung distribusi bantuan lebih lanjut ke Maumere, Kupang, atau wilayah lainnya jika diperlukan,” jelasnya.

Sementara itu, Komandan Lanal Maumere Kolonel Marinir Anjas Wicaksono Putro menegaskan komitmennya untuk membantu korban erupsi.

“Personel kami sudah diterjunkan sejak 4 November 2024, bersinergi dengan Polri, pemerintah daerah, BNPB, Basarnas, Kemensos, Tagana, dan pihak lainnya,” kata Anjas.

Sejak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, jumlah pengungsi terus bertambah, mencapai lebih dari 12.000 jiwa. Penanganan logistik menjadi prioritas utama, dengan dukungan berbagai pihak yang terlibat dalam koordinasi bantuan dan pengelolaan posko pengungsian.