Jakarta – PT Unilever Indonesia Tbk mendapatkan Anugerah Ekonomi Hijau dari detkcom dalam Upaya Penanggulangan Sampah Plastik yang Bertanggungjawab. Anugerah ini diterima oleh Head of Division Environment and Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamim.
Maya mengatakan strategi penanggulangan sampah plastik memang telah lama dilakukan oleh Unilever baik dari hulu sampai hilir. Jadi selain mengurangi sampah plastik, pihaknya juga mengintegrasikan penggunaan kemasan daur ulang pada produk-produk Unilever.
“Bahkan sebelum kita ke market, sudah banyak inovasi yang kita lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik dan juga mengintegrasikan penggunaan kemasan daur ulang dalam kemasan produk Unilever,” kata dia dalam acara Anugerah Ekonomi Hijau detikcom di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (30/7) malam.
Selain itu, Unilever juga mendorong masyarakat untuk mengumpulkan sampah plastiknya agar bisa didaur ulang. Hal ini menjadi cara Unilever sehingga masyarakat bisa berpartisipasi dalam mendaur ulang sampah plastik.
“Kami sangat mengapresiasi anugerah yang diberikan detikcom kepada PT Unilever Indonesia karena ini menjadi penguat kepada kami untuk meneruskan apa yang sudah bagus kami lakukan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, komitmen mengurangi sampah yang dilakukan Unilever ini memang dengan berbagai macam upaya, seperti memperkenalkan kemasan yang 100% dapat didaur ulang untuk produk pembersih kulit, termasuk botol sabun mandi dan deodoran.
Unilever juga telah mengganti virgin plastic (plastik baru) dengan PET 100% daur ulang untuk botol kecap Bango, sehingga menghemat 640 ton plastik. Selain itu, kemasan saset yang terdapat pada teh hitam SariWangi sekarang 100% dapat didaur ulang. Pada Unit Bisnis Ice Cream, Unilever juga telah mengganti 100% sendok plastik dengan sendok kayu sehingga mengurangi jumlah sampah plastik.
(ada/ara)