Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing lagi-lagi keluar dari pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Hal ini terjadi sebagai dampak atas kemenangan Donald Trump di kontestasi Pilpres Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data transaksi pada 28-31 Oktober 2024, dana dari investor asing (nonresiden) tersebut tercatat jual neto (outflow) sebanyak Rp7,42 triliun.
Minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari pasar saham yang tercatat pulang kampung sebanyak Rp4,12 triliun dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang kabur Rp3,65 triliun.
Untungnya, di pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor bule justru berbondong-bondong memborong. Totalnya ada sebanyak Rp0,35 triliun dana asing masuk (inflow) di pasar SBN minggu ini.
“Selama 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 14 November 2024, nonresiden tercatat beli neto (inflow) sebesar Rp30,88 triliun di pasar saham, Rp37,29 triliun di pasar SBN, dan Rp192,98 triliun di SRBI,” ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 16 November 2024.
Sementara berdasarkan data pada semester II-2024 hingga 14 November 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp30,54 triliun di pasar saham, Rp71,24 triliun di pasar SBN, dan Rp62,63 triliun di SRBI.
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 70,24 basis poin (bps) per 14 November 2024 dari 67,96 bps per 8 November 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Rupiah menguat tipis
Minggatnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik tak membuat nilai tukar rupiah takluk terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah masih sanggup melawan kedigdayaan mata uang Negeri Paman Sam tersebut, meski tipis.
Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 15 November 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.874 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 12 poin atau setara 0,08 persen dari posisi Rp15.893 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp15.849 per USD. Rupiah menguat 39 poin atau setara 0,16 persen dari Rp15.888 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.888 per USD. Mata uang Garuda tersebut justru tergelincir 15 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp15.873 per USD.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” tegas Ramdan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)