Dipasang di Trotoar, Alat Peraga Kampanye Paslon Pilkada Jakarta Halangi Akses Pejalan Kaki
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah alat peraga kampanye (APK) pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta menghalangi akses pejalan kaki karena dipasang di trotoar, bahkan ada pula baliho menutupi jalur trotoar sepenuhnya.
APK berupa baliho kecil milik paslon
Ridwan Kamil
-Suswono misalnya, terpampang di Jalan Kemanggisan Raya dengan menutup sepenuhnya trotoar jalan.
Akibatnya, para pejalan kaki mesti turun ke jalan raya untuk dapat mengakses trotoar yang ditutupi oleh baliho tersebut.
Rani (23), seorang pegawai swasta menyoroti kenyamanan dalam mengakses trotoar tersebut ketika terhalang oleh keberadaan baliho berukuran 2×1 meter itu.
Dia berharap, ada tempat-tempat khusus untuk emasang APK karena hal itu mengganggu kecantikan kota di samping membuat tidak nyaman pejalan kaki.
“Enggak nyaman sebenernya, kan menghalangi. Jadi sebenernya lumayan berisiko juga sama keselamatan karena harus ekstra hati-hati untuk menghindari balihonya,” kata Rani saat ditemui di lokasi, Jumat (15/11/2024).
Sementara itu, di Jalan Darmawangsa Raya,
banner
RK-Suswono juga ditempel sangat dekat dengan tiang listrik. Terlebih, kabel-kabel listrik di sana cukup rumit sehingga beberapa kali teknisi mesti datang ke sana untuk membenahi jaringan listrik.
Rochim (71), petugas parkir di dekat
banner
tersebut terpasang, menyebut beberapa kali teknisi listrik tampak kesulitan untuk membenahi jaringan listrik di sana sebab terhalang baliho.
“Betul, kadang teknisi listrik agak kesusahan karena ditutupin banner ini,” kata Rochim.
Tidak hanya baliho RK-Suswono,
banner
milik
Pramono Anung
-Rano Karno juga menghalangi trotoar di Jalan Barito I, Jakarta Selatan misalnya.
APK tersebut memakan sekitar sepertiga lebar trotoar.
Trotoar yang cukup terawat di jalan tersebut mesti terganggu dengan pemandangan baliho paslon nomor urut 3 itu.
Akan tetapi, tak banyak orang mau meluangkan waktu untuk protes sehingga mereka menormalisasi hal itu.
“Kalau yang ini enggak begitu ngeganggu karena masih ada tempat jalan kaki. Tapi kalau jalan cuma untuk dua orang ada ini (banner) ya ngeganggu,” kata Leo (35) saat ditemui di lokasi, Jumat (15/11/2024).
Jaenudin (55), pedagang di kawasan tersebut mengungkapkan, beberapa pejalan kaki terganggu dengan kehadiran baliho itu, tapi enggan mempermasalahkannya sebab masih ada ruang untuk pejalan kaki berjalan.
“Kan itu seharusnya jalan. Cuma karena di pinggirnya masih ada
space
, jadi orang lewat ya minggir gitu. Saya waktu liat, lah naruhnya gitu amat. Dalam hati saya gitu ya,” kata Jaenudin.
Keberadaan alat peraga kampanye yang menghalangi akses pejalan kaki seolah menjadi masalah musiman yang muncul setiap pesta demokrasi berlangsung.
Hanya saja, hingga kini belum ada solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.