Malang (beritajatim.com) – Suasana duka menyelimuti pemakaman ibu dan anak korban kecelakaan mobil masuk jurang di Hutan Coban Trisula kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Kedua korban meninggal dunia di lokasi kejadian atas nama Sulimah (57), warga Jalan Hayam Wuruk RT 01 RW 01 Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Serta Muhammad Mushili Irfani (33), anaknya.
Kedua korban dimakamkan berdampingan di pemakaman umum Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Selasa (14/5/2024) pagi. Ratusan pentakziah turut mengantarkan jenasah ibu dan anak ke tempat peristirahatan terakhir.
Diketahui, laka tunggal di jalan ekstrem wilayah Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang itu terjadi saat rombongan mobil baru saja pulang menghadiri acara pernikahan di daerah Lumajang, Jawa Timur.
Menurut H.Andi Ghozali, Kerabat korban menjelaskan, Bu Sulimah sudah ia anggap seperti ibu dan keluarganya sendiri. Pasalnya, Sulimah sudah ikut bekerja dengan dirinya sejak lama. Kabar duka itu terjadi ketika rombongan mobil, baru saga pulang dari Lumajang.
“Bu Sulimah punya anak dua, satu yang meninggal dalam kecelakaan itu, dan satunya namanya Elli, baru saja menikah dapat besan orang Lumajang. Pernikahan baru Senin kemarin. Kalau orang Jawa bilang kunjungan sepasar ke rumah besan,” kata Abah Ghozali, Selasa (14/5/2024) siang usai pemakaman.
Satu rombongan dalam mobil yang masuk jurang itu masih kerabat dekat Abah Ghozali. Karena sebelum kejadian pada sore hari, rombongan juga masih mengabarkan posisinya baik baik saja.
“Sore sekitar pukul tiga atau empat masih berkirim kabar dan posisi, rombongan juga kirim kabar melalui whatsapp makan direstoran,” tuturnya.
Nahas, ketika pulang melintasi kawasan hutan Coban Trisula, mobil yang dikendarai korban masuk jurang. “Yang mengendarai Bu Imritih, masih kerabat kita juga. Kalau kronologis saya nggak tahu persis, apa laka tunggal atau ada masalah di kendaraannya, saya dengar jatuh ke jurang, karena ini bukan lintasan umum tapi lintasan wisata. Idealnya kan memang lewat arah Ampelgading, Pronojiwo dan Gondanglegi,” ucap Ghozali. [yog/beq]