Jakarta, CNN Indonesia —
Hacker Bjorka tengah menjadi perhatian publik. Melalui akun Twitter @bjorkanism, ia pamer beberapa aksinya dalam membobol data pemerintah, seperti rangkaian surat rahasia yang ditujukan untuk Jokowi, termasuk dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Selain itu, Bjorka juga menyinggung beberapa kasus yang pernah terjadi di Indonesia. Dari tragedi 1965 hingga kasus pembunuhan Munir.
Mulanya, ia mengkritik pemerintah yang menunjuk orang tidak kompeten sebagai pimpinan suatu lembaga. Dalam kasus ini yang terkait dengan teknologi.
Menurutnya, Indonesia tidak akan berkembang jika masih mempercayakan sebuah lembaga pada orang seperti itu. Hal itu terbukti dari mudahnya Bjorka untuk membobol data milik pemerintah.
“Tidak ada yang akan berubah jika orang bodoh masih diberi kekuatan yang sangat besar. Pemimpin tertinggi dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata, karena mereka hanyalah orang-orang bodoh,” tulis Bjorka seperti dikutip pada Minggu (11/9).
this is a new era to demonstrate differently. nothing would change if fools were still given enormous power. the supreme leader in technology should be assigned to someone who understands, not a politician and not someone from the armed forces. because they are just stupid people
— Bjorka (@bjorkanism) September 10, 2022
Ia turut menuturkan bahwa dirinya memiliki teman seorang warga Indonesia yang tinggal di Warsawa, Polandia. Seorang teman yang ia maksud itu bercerita kepada Bjorka betapa kacaunya Indonesia.
Bjorka pun mengaku salah satu motifnya untuk membobol data milik pemerintah adalah untuk sang teman tersebut.
“Saya punya teman orang Indonesia yang baik di Warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesia. Aku melakukan ini (peretasan) untuknya,” papar Bjorka.
Bjorka membocorkan bahwa teman asal Indonesia itu merupakan warga yang ‘dibuang’ pemerintah imbas kebijakan 1965 silam. Sebagai catatan, setelah peristiwa 1965, pemerintah mencekal masyarakat atau mahasiswa yang berada di luar negeri yang dituduh berhaluan kiri, sehingga kewarganegaraan mereka dicabut dan sulit kembali ke Indonesia.
“Jangan coba lacak dia dari Kementerian Luar Negeri karena Anda tidak akan menemukan apa pun. Dia tidak lagi diakui oleh Indonesia sebagai warga negara karena kebijakan 1965 meskipun dia adalah orang tua yang sangat pintar,” imbuh Bjorka.
Ia menambahkan rekannya itu telah meninggal tahun lalu. Bjorka pun mengaku orang tersebut merupakan sosok yang merawat dirinya sejak lahir.
Bjorka mengatakan sosok itu ingin kembali ke Indonesia dan melakukan perubahan dengan teknologi.
“Tampaknya rumit untuk melanjutkan mimpinya dengan cara yang benar, jadi saya lebih suka melakukannya dengan cara ini. Kita memiliki tujuan yang sama, agar negara tempat ia dilahirkan bisa berubah menjadi lebih baik,” tulisnya.
Singgung kasus kematian Munir
Bjorka juga menyinggung kasus kematian aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib. hal tersebut ia lakukan setelah mendapat beberapa pertanyaan dari warganet.
“Ya saya tahu kalian telah menunggu ini. Jadi siapa yang membunuh orang baik ini?” tulisnya seraya melampirkan tautan berisi artikel berjudul ‘Who Killed Munir?’.
Dalam artikel yang juga ditulis oleh dirinya, Bjorka menyebut nama Mayor Jenderal TNI (Purn) Muchdi Purwoprandjono sebagai sosok dibalik kematian Munir pada 2004 silam.
Bjorka pun turut membeberkan data pribadi milik Muchdi yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya itu. Bjorka menulis bahwa Munir merupakan koordinator KontraS yang sangat vokal mengungkapkan pelaku penculikan 13 aktivis periode 1997-1998 adalah anggota Kopassus yang dikenal dengan Tim Operasi Mawar.
“Akibat pengungkapan itu, Muchdi Purwopranjono, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, menjadi tidak senang dengan Munir. Akibatnya, Muchdi harus diberhentikan dari jabatan barunya selama 52 hari,” tulis Bjorka.
Sindir Puan Maharani hingga Erick Thohir…
Bjorka juga menyentil perayaan ulang tahun Ketua DPR RI Puan Maharani di ruang rapat paripurna kala masyarakat unjuk rasa atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tepat di luar gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/9) lalu.
“Apa kabar Bu @puanmaharani_ri? Bagaimana rasanya merayakan ulang tahun ketika banyak orang memprotes harga BBM tepat di depan kantor Anda?” tulisnya.
Puan diketahui mendapat kejutan atas hari ulang tahunnya kala memimpin rapat paripurna pada Selasa lalu. Kejutan perayaan ulang tahun itu bertepatan dengan aksi unjuk rasa elemen buruh dan mahasiswa menolak kenaikan harga BBM.
Selain Puan, Menteri BUMN Erick Thohir juga menjadi sasaran sindir Bjorka. Ia mengingatkan Erick untuk bekerja dengan baik alih-alih blusukan dan melakukan hal-hal tidak penting.
Tidak hanya itu, ia juga mengatakan Erick tidak akan menjadi Presiden. Bjorka juga menyentil Erick terkait harga BBM.
“Apa kabar Pak @erickthohir? Anda harus bekerja daripada berkeliling melakukan hal-hal yang tidak penting. Percayalah, Anda tidak akan pernah menjadi presiden, jangan buang waktu Anda. apakah kamu tidak peduli dengan harga bahan bakar saat ini?” tulis Bjorka.
Saat berita ini diturunkan, akun Twitter Bjorka sendiri telah ditangguhkan (suspend) oleh Twitter. “Twitter menangguhkan akun yang melanggar peraturan twitter,” demikian terbaca di akun @bjorkanism.