Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Taji Dolar AS Makin Runcing Sejak Trump Balik ke Gedung Putih

Taji Dolar AS Makin Runcing Sejak Trump Balik ke Gedung Putih

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Dolar diperdagangkan pada level tertinggi dalam satu tahun dan menuju kenaikan untuk sesi kelima berturut-turut, didorong oleh ekspektasi pasar sejak Donald Trump secara dramatis kembali ke Gedung Putih.
 
Mengutip data Yahoo Finance, Jumat, 15 November 2024, indeks dolar AS, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama termasuk euro dan yen, naik 0,17 persen menjadi 106,64, setelah mencapai level tertinggi 107,07, level tertinggi sejak awal November 2023. Imbal hasil obligasi acuan AS 10 tahun turun 3,7 basis poin menjadi 4,414 persen.
 
Pasar mengantisipasi pemerintahan Trump yang akan datang akan mengenakan tarif perdagangan dan memperketat imigrasi serta memperdalam defisit, tindakan yang dianggap bersifat inflasi.
Partai Republik yang dipimpin presiden terpilih akan mengendalikan kedua majelis Kongres saat ia menjabat pada Januari, Edison Research memperkirakan memberinya kekuasaan luas untuk mendorong agendanya.
 
Setelah pemilihan, pasar telah mengamati pengangkatan Trump dan melihat ia tidak akan berkompromi dengan tujuan kampanyenya, baik itu tarif atau Tiongkok. Pasar berasumsi Trump akan terus maju dan menerapkan semua hal yang telah dijanjikannya.
 
Sementara itu, harga produsen AS meningkat pada Oktober, Departemen Tenaga Kerja melaporkan inflasi konsumen hampir tidak berubah pada bulan lalu. Jumlah warga AS yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu, yang menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja, menurut Departemen Tenaga Kerja.
 
Data tersebut tidak mengubah pandangan Federal Reserve akan memberikan pemotongan suku bunga ketiga bulan depan. Ketua Fed Jerome Powell mengaku tidak perlu terburu-buru memangkas suku bunga mengingat ekonomi AS yang kuat.
 

 

Dolar AS menguat pada mata uang dunia lain

Adapun, Euro merosot ke level terlemahnya sejak November 2023 dan turun 0,45 persen menjadi USD1,05165 dalam perdagangan yang tidak menentu.
 
Poundsterling mencapai level terendah terhadap dolar dalam empat bulan dan terakhir turun 0,44 persen menjadi USD1,2651.
 
Dolar AS naik di atas 156 yen untuk pertama kalinya sejak Juli dan terakhir naik 0,56 persen menjadi 156,38 per dolar.
 
Franc Swiss tetap tertekan terhadap dolar, yang naik 0,3 persen menjadi 0,889 franc. Dolar Australia turun ke level terendah tiga bulan setelah data pekerjaan yang sedikit lebih lemah, melemah hingga serendah USD0,6453.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(HUS)