Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Cerita Anita Tanjung Terjun Langsung ke Pelosok Negeri Pantau Program ‘Pijar’

Cerita Anita Tanjung Terjun Langsung ke Pelosok Negeri Pantau Program ‘Pijar’

Jakarta

CT Arsa Foundation sudah memberangkatkan 37 guru muda untuk mengajar di pelosok negeri melalui Pi Mengajar (Pijar). Melalui program ini, CT Arsa juga ingin menghadirkan air bersih dan berharap program makanan bergizi tepat sasaran.

Hal itu disampaikan Founder CT ARSA Foundation, Anita Ratnasari Tanjung dalam sambutan di acara bertajuk ‘4 Happiness’ di Menara Bank Mega Syariah, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024). Awalnya, dia bercerita turun langsung memantau program Pijar itu. Anita ingin memastikan program guru muda ini berjalan sesuai visi misi CT ARSA.

“Jadi bapak-bapak, ibu-ibu sekalian, dari program Pijar ini tidak hanya kita mengirimkan saja, tidak. Tetapi saya sendiri berserta tim daripada CT Arsa Foundation, melakukan peninjauan secara berkala. Melihat apakah ada progresnya, apakah ada resultnya,” ujar Anita.

Dia kemudian bercerita saat meninjau ke pelosok negeri, salah satunya ke Reda Meter, Nusa Tenggara Timur (NTT). Di sana, Anita mengikuti warga berjalan kaki untuk mendapat air bersih.

“Yang paling juga pengalaman saya pada waktu itu saya pergi ke NTT, itu tepatnya di Reda Meter. Saya mengajarkan anak-anak bagaimana caranya hidup sehat, bagaimana caranya membersihkan gigi dan mulut, dan lain sebagainya. Ternyata yang saya tahu, di sana belum ada air bersih,” cerita Anita.

“Jadi, saya mengikuti mereka berjalan berkilo-kilo hanya untuk mendapatkan air bersih. Itu merupakan yang esensial sekali. Air bersih mereka nggak ada, gitu loh. Kita sekarang ini, Aqua segala macam, kadang-kadang nggak habis. Di sana susah sekali dapat air bersih. Susah sekali untuk makan bersih. Susah sekali,” lanjutnya.

“Dan keunggulannya juga adalah, kita mampu melakukan pendampingan secara akademis berbasis teknologi. Gimana coba ya? Kita disuruh untuk apa namanya, harus mendukung teknologi. Untuk di daerah-daerah harus inovatif, harus kreatif. Tetapi saya sekarang di sana untuk dapat sinyal saja susah” ucap Anita.

“Memang rasanya miris, kadang-kadang listrik juga nggak ada. Listrik tuh kadang-kadang cuma beberapa jam, terus nanti mati,” imbuhnya.

“Dan Alhamdulillah dengan Pijar, selain juga kita dapat menyiapkan sinyal dan juga menyiapkan, mengadakan air bersih. Pak Nur nanti tolong dengan programnya, mudah-mudahan kita bisa mengalirkan air bersih dari Sabang sampai Merauke. Karena menurut saya ini sangat penting sekali,” kata dia.

“Selain air bersih juga mudah-mudahan juga pengadaan makanan bergizi yang sedang digaungkan pemerintah itu tempat sasaran. Mudah-mudahan sampai remote-remote area karena banyak sekali dari mereka yang masih kesusahan,” tambahnya.

Selain itu, CT ARSA melakukan beberapa perubahan di bidang lingkungan. Salah satunya dengan menanam kembali pohon-pohon di pelosok.

“Dan selain itu Alhamdulillah banyak sekali perubahan di bidang lingkungan. Karena saya juga sekarang benar-benar untuk anak-anak, menitikberatkan di lingkungan. Penanaman kembali pohon-pohon dan lain sebagainya. Karena sekarang ini adalah perubahan cuaca yang kadang-kadang ekstrim.

Menurut Anita, kerja kerasnya dan tim dibuktikan dengan penghargaan yang diraih sebagai proyek inisiatif terbaik di bidang pendidikan tingkat nasional. Ada pula guru muda Pijar yang meraih gelar duta literasi nasional.

“Selain progres dari pada Pijar ini, kita memberikan bukti nyata. Buktinya apa? Buktinya adalah Pijar menjadi proyek inisiatif terbaik di bidang pendidikan tingkat nasional,” jelas Anita.

“Jadi, di sini Alhamdulillah kita sudah meraih proyek inisiatif terbaik di bidang pendidikan tingkat nasional. Dan kita juga sudah meraih guru muda Pijar sebagai duta literasi nasional,” katanya.

Usai acara, Anita mengajak siapapun untuk berkolaborasi dengan CT ARSA melalui Pijar. Dia menyinggung soal progres yang dilakukan oleh CT ARSA.

“Dengan rasa bersyukur itu, marilah kita mengajak, kami mengajak untuk siapapun yang ingin berkolaborasi dengan program Pijar, kami sangat terbuka sekali. Karena apa? Karena saya dan tim melihat, ini kerja keras dari tim ya, melihat progres yang luar biasa dari penyediaan air bersih yang tadinya tidak ada,” ajak Anita.

“Dan dua, adalah penanaman pohon-pohon yang tadinya tempat sampah menjadi ditanam dengan tanaman-tanaman yang mereka bisa, mereka bisa menikmati. Dan hasilnya juga mereka bisa jual untuk mereka. Dan selain itu, pastinya kita memberikan ada progres edukasi. Dengan edukasi yang berkualitas, mereka bisa lancar membaca, menulis, dan lain sebagainya,” ucapnya.

(idn/idn)