Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Sejahtera dengan Kerja, Tidak Ilusi Judi

Sejahtera dengan Kerja, Tidak Ilusi Judi

Jakarta

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengatakan salah satu daerah terpapar judi online atau judol tertinggi di Jakarta berada di Cilincing, Jakarta Utara. Calon Gubernur (Cagub) Jakarta, Ridwan Kamil atau RK, mengatakan untuk menjadi sejahtera harus dengan bekerja.

“Prinsipnya adalah, kalau mau sejahtera mari kita bekerja, tidak bisa sejahtera dengan ilusi sejahtera lewat perjudian ya,” kata RK di Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (13/11/2024).

Menurut RK, warga perlu diberikan pelatihan mengenai dunia digital. Selain itu, warga juga harus memiliki pekerjaan agar tidak tergiur judol. Karena itu RK bakal menyiapkan sejumlah program untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

“Kita ada program wirausaha pelatihan digital, ada kredit tanpa bunga tanpa agunan,” jelasnya.

RK mengatakan yang terkena judol biasanya golongan menengah ke bawah. Dia mengingatkan dampak negatif dari judi online.

“Dan yang terkena korban biasanya golongan menengah bawah dan dampaknya luar biasa, perceraian tinggi, ekonomi keluarga terpuruk, dan lain-lain, pasti salah satu program kita adalah melek digital dan juga memastikan lapangan pekerjaan bisa dihasilkan oleh pasangan RIDO, kan sampai satu juta itu,” tutur dia.

“Saya ke sini ada karena beberapa poin alasan, salah satunya karena katanya di Cilincing ini salah satu yang judolnya tertinggi di DKI Jakarta,” kata Meutya dalam sambutannya.

“Kita harus melihat data. Ini data PPATK ya. Karena itu saya ingin mengajak Ibu-Ibu semua, Kalau di Kemkomdigi aja alatnya terbatas. Karena alat saja secanggih apapun, meskipun nanti kan kita bersihkan, kita bereskan ya Ibu-Ibu tapi seberes apapun, sebersih apapun, alat dan pengawasan tidak akan cukup,” sambungnya.

“Karena kami tidak bisa menjangkau rumah-rumah tangga. Karena sekarang, tadi kalau datanya di bawah 19 tahun ada 200 ribu. Di bawah 10 tahun ada kurang lebih 80 ribu. Dia pakai akun-akun orang tuanya. Bisa mengakses biasanya lewat games,” ujarnya.

“Jadi di bawah 10 tahun yang terpapar jadi online angkanya 80 ribu. ah ini yang tidak mungkin kami dari Kementerian jangkau sendiri. Kami harus kerjasama dengan Ibu-Ibu, orang tua, Ibu Bapak di rumah untuk mengawasi anak-anaknya,” lanjutnya.

(lir/lir)