Lumajang (beritajatim.com) – Sekitar 70 warga Dusun Sumberkajar, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, melakukan aksi penutupan jalan yang menghambat angkutan pasir.
Aksi yang terjadi pada pukul 08.00 WIB di Pintu Portal Dusun Sumberkajar ini mengakibatkan armada pasir tidak bisa mengangkut muatan menuju Stokpile di wilayah Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Tempeh.
Menurut salah satu warga, Andi (45), aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap penggunaan alat berat dalam penambangan pasir yang melintasi jalan desa mereka. “Kami tidak mengizinkan angkutan tambang dengan alat berat melewati jalan desa kami karena merusak jalan dan mengganggu aktivitas sehari-hari,” ujarnya.
Pada pukul 07.30 WIB, armada angkutan pasir dari Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, mulai melintas di Dusun Sumberkajar. Melihat banyaknya armada yang melewati jalan desa, warga segera berkumpul dan menghentikan mereka.
Pukul 08.15 WIB, petugas dari Polsek Candipuro dan Babinsa Jugosari tiba di lokasi untuk berdialog dengan warga. Warga menegaskan bahwa mereka hanya mengizinkan pekerja tambang manual yang boleh melintasi jalan desa tersebut.
Warga akhirnya setuju membuka pintu portal setelah mendapat jaminan dari Kapolsek Candipuro, AKP Lugito, bahwa armada yang sudah berada di jalan desa boleh melintas sebelum portal ditutup kembali.
Pada pukul 08.45 WIB, sebagian armada pasir kembali ke Desa Gondoruso, dan warga membubarkan diri pada pukul 09.15 WIB. Saat ini, pintu portal dijaga oleh warga.
Aksi spontanitas ini, menurut warga, akan terus berlanjut hingga ada keputusan terkait penggunaan mesin sedot dalam penambangan. “Selama belum ada keputusan, armada pasir dilarang melewati jalan desa kami, kecuali yang mengangkut hasil tambang manual,” tambah Bapak Andi. [ian]