Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan paylater oleh perusahaan multifinance mencapai Rp8,24 triliun pada September 2024, naik 103,40 persen yoy.
Pertumbuhan ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap paylater sebagai metode pembayaran pilihan, termasuk untuk kebutuhan sehari-hari.
Dalam Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024, tercatat 42,1 persen pengguna memanfaatkan layanan ini untuk memudahkan pembelian kebutuhan bulanan dan tambahan lainnya.
Percepatan penyaluran kredit menjadi salah satu instrumen penting untuk meningkatkan konsumsi masyarakat, utamanya di tengah tantangan ekonomi saat ini. Dalam hal ini, paylater sebagai layanan kredit digital yang memiliki berbagai kemudahan, dinilai dapat menstimulasi konsumsi masyarakat.
“Ketika daya beli masyarakat menurun, namun kebutuhan yang cenderung tetap, masyarakat akan mencari pembiayaan untuk membantu pemenuhan kebutuhan tersebut. Bagi mereka yang kesulitan mendapatkan akses kredit konvensional, mereka akan mengandalkan pembiayaan alternatif. Salah satu yang banyak digunakan adalah Buy Now Pay Later (BNPL),” ujar Ekonom dan Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda, dalam keterangan resmi, Senin, 11 November 2024.
Huda mengatakan, setiap instrumen keuangan, termasuk paylater, memiliki risiko dan dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak.
Namun demikian, apabila digunakan secara bijak untuk pemenuhan kebutuhan, paylater dapat membantu masyarakat untuk mengatur keuangan secara lebih baik hingga meningkatkan skor kredit pengguna supaya bisa mengakses produk keuangan lainnya khususnya produk perbankan.
“Oleh karena itu, saya menggarisbawahi pentingnya pemahaman pengguna terkait manfaat dan risiko paylater, yang tentunya juga didukung edukasi secara konsisten. Masyarakat perlu memahami mengenai batas kemampuan bayar mereka sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dari pembiayaan dari manapun, termasuk dari paylater,” jelas Huda, Senin, 11 November 2024.
Tiga peran paylater
Huda menuturkan terdapat tiga peran penting dari paylater:
Paylater mengatasi keterbatasan dana, terutama untuk masyarakat underbanked.
Membantu keuangan masyarakat, dengan sistem dan cicilan yang fleksibel.
Memperluas akses finansial masyarakat untuk bisa masuk ke ekosistem keuangan.
Menurut dia, dengan mengoptimalkan dampak positif penggunaan, penyedia paylater perlu memprioritaskan manajemen risiko. Dengan daya beli masyarakat yang masih lemah saat ini, penyedia layanan paylater diharapkan dapat menyalurkan kredit secara selektif.
Hal ini semakin penting mengingat laporan terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan NPF (non-performing financing) gross paylater mencapai 2,60 persen pada September 2024, naik dibandingkan angka Agustus 2024 yang sebesar 2,52 persen.
Ilustrasi. Foto: Metrotvnews.com
“Ketika penyaluran pembiayaan meningkat, pasti terdapat potensi peningkatan NPF. Meskipun demikian, saya melihat kenaikan NPF paylater saat ini masih berada dalam batas yang aman, masih di bawah lima persen. Dalam hal ini, saya menekankan pentingnya penyedia paylater untuk memprioritaskan manajemen risiko dan konsisten melakukan credit scoring yang dapat menggambarkan kemampuan bayar seseorang secara lebih akurat, sehingga potensi peningkatan NPF bisa diminimalisir,” ujar Huda.
Huda pun menyoroti kemudahan yang ditawarkan oleh paylater. Meningkatnya penggunaan paylater dipengaruhi oleh kemudahan akses melalui smartphone dan penyaluran pembiayaan yang cepat dan fleksibel.
Dia mengatakan, sistem penyaluran limit kredit yang cepat dan fleksibel serta diiringi dengan sistem credit scoring yang prudent, membuat paylater jadi alat keuangan yang relevan serta menjadi bantalan pembiayaan bagi masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi.
Bijak menggunakan paylater
Sejalan dengan pentingnya akses kredit di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini, SVP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari menyatakan Kredivo terus berkomitmen membuka akses kredit yang aman, fleksibel, dan terjangkau bagi lebih banyak masyarakat. Pengguna pun harus bijak dalam menggunakannya.
“Meski paylater menawarkan berbagai kemudahan dan manfaat terutama di kondisi ekonomi saat ini, kami terus memberikan edukasi kepada pengguna, kebijaksanaan dalam penggunaannya sangat penting untuk menghindari dampak negatif dari paylater. Kredivo pun telah menghadirkan berbagai kampanye edukasi untuk masyarakat melalui kampanye #AutoMikir, #AndaiAndaPandai dan program literasi Generasi Djempolan,” jelas Indina.
Indina mengatakan, pihaknya juga secara aktif berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk regulator, asosiasi, dan pemain lain di industri untuk bersama-sama mengurangi risiko dan dampak negatif dari penggunaan paylater.
Sebagai salah satu pelaku industri, Kredivo pun memprioritaskan penerapan prinsip responsible lending untuk menjaga NPF Kredivo tetap sejalan dengan rata-rata industri.
“Dengan bantuan sistem manajemen risiko berbasiskan Artificial Intelligence (AI), Kredivo hanya akan memberikan pembiayaan kepada pengguna yang benar-benar layak dan memiliki kemampuan bayar yang mumpuni. Selain itu, Kredivo juga secara konsisten mengevaluasi skor kredit pengguna (Kredivo Score) untuk memprediksi potensi gagal bayar oleh pengguna dengan lebih akurat dan cepat. Sistem ini diharapkan dapat membuat para pengguna Kredivo dapat memanfaatkan layanan Kredivo secara maksimal,” jelas Indina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(AHL)