Jakarta: Perusahaan penyedia tenaga listrik, jasa kelistrikan dan energi baru terbarukan (EBT) PT Krakatau Chandra Energi (KCE) mendorong kolaborasi strategis dalam energi baru terbarukan melalui adopsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau solar panel.
Direktur Operasi dan Komersial PT Krakatau Chandra Energi, Ari Azhar menjelaskan KCE akan memperluas kerja sama dengan berbagai pihak dengan berbagai skema yang memberikan solusi bagi kedua belah pihak.
“Kami juga akan memaksimalkan rooftoop yang enggak terpakai untuk kita pasangkan PLTS. Kita tawarkan mulai jual putus nanti asetnya menjadi miliknya perusahaan atau kita operasikan,” tegas dia dikutip Sabtu, 9 November 2024.
Dia mengatakan pembangunan PLTS akan memberikan benefit bagi perusahaan. Terutama ketika meraih pendanaan hijau yang membutuhkan jejak karbon dari pelaku industri.
“Jadi sekarang ini kan menjadi market tren bahwa market itu lebih menerima yang sifatnya green, terutama untuk pembiayaan hijau,” tegas dia.
Sebagai dukungan atas program pemerintah dalam meningkatkan bauran EBT, PT KCE memiliki unit yang melayani jasa kelistrikan khusus di bidang pemasangan PLTS.
“Hingga saat ini kami sudah bermitra dengan berbagai partner kami, seperti PT SEI, PT MAB, Summit Solar, Huawei maupun mitra strategis lainnya,” Tegas dia.
Bidik berbagai sektor
Sebagai perusahaan energi, KCE juga menawarkan solusi solar panel untuk berbagai sektor, termasuk industri, komersial, dan rumah tangga. “Kami berharap nantinya akan lebih banyak lagi mitra yang menerapkan penggunaan energi bersih yang berkelanjutan,” ujarnya.
Kedepan, KCE berencana untuk terus mengembangkan kapasitas produksi energi terbarukan melalui beberapa inisiatif, melalui investasi dalam proyek baru dengan membangun lebih banyak fasilitas PLTS, termasuk proyek PLTS Terapung serta menjalin kolaborasi dengan mitra strategis di berbagai sektor.
Hal ini dilakukan untuk memperluas jangkauan dan kapasitas layanan serta mengadopsi teknologi terbaru yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam produksi energi terbarukan. Di tengah laju pembangunan yang pesat, sektor industri di Indonesia menjadi salah satu kontributor utama emisi karbon.
Apalagi, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 dengan mengadopsi solusi energi bersih yang lebih berkelanjutan, termasuk penggunaan energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan. Produksi tenaga listrik kedepannya diproyeksikan didominasi oleh tenaga surya, air, angin, bio energi, panas bumi, nuklir dan lainnya.
Pada 2060 diasumsikan pertumbuhan kebutuhan listrik Indonesia mencapai 1.800 TWh. Angka tersebut diakumulasi berasal dari kebutuhan sektor Industri, sektor rumah tangga, komersial, dan kendaraan bermotor listrik di Indonesia.
Hal ini menjadi tantangan dan peluang bagi sektor industri untuk melakukan pengembangan teknologi terbaru dalam pembangkit listrik energi terbarukan seperti tenaga surya, air, angin dan bio energi guna mengurangi emisi karbon dan peluang mendukung target NZE 2060.
Salah satu bentuk peran aktif KCE adalah mengembangkan energi surya melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di Kawasan Industri Krakatau dan sekitarnya. Saat ini, KCE telah memiliki PLTS dengan kapasitas total 2,067 MWp, yang terdiri dari berbagai jenis PLTS, yaitu ground-mounted, rooftop, dan floating.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(SAW)