Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

20 Desainer Universitas Maranatha Tampilkan Karya Terbaik di Evolusia Optimism Fashion Show 2024

20 Desainer Universitas Maranatha Tampilkan Karya Terbaik di Evolusia Optimism Fashion Show 2024

Bandung: Universitas Maranatha kembali menggelar Evolusia Fashion Show 2024 dengan memamerkan karya akhir mahasiswa Desain Mode. Dengan mengangkat tema ‘Optimism’, sebanyak 60 busana karya 20 desainer ditampilkan pada event yang rutin digelar setiap tahun sejak 2012.

Ketua Evolusia Optimism 2024, Grace Carolline Sahertian, mengatakan dengan mengusung konsep optimism, setiap koleksi yang ditampilkan dalam Evolusia Fashion Show dirancang dengan penuh perhatian terhadap detail dan inovasi, mencerminkan karakter unik dari masing-masing desainer muda.

“Mereka menggabungkan teknik tradisional dengan pendekatan modern, mengasilkan karya yang tidak hanya menarik secara visual saja tapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang harapan dan potensi masa depan,” kata Grace di Hotel Gaia, Kota Bandung, Kamis, 7 November 2024.
 

Grace mengatakan Universitas Maranatha kembali berkerjasama dengan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dalam event Fashion Tendance, Evolusia. Dengan dukungan APPMI, acara ini tidak hanya menjadi ajang kemampuan, tapi juga menjadi wadah untuk memperkuat jaringan profesional dan memfasilitasi kolaborasi antar desainer.

“Diharapkan Evolusia bisa menjadi titik tolak bagi para mahasiswa untuk bersinar, sehingga ketika masuk ke dunia profesi mereka semakin bercahaya lewat karya dan karakter mereka,” jelasnya.

Grace mengatakan sesuai dengan tema Optimism, para desainer muda harus siap menghadapi tantangan di industri fashion global serta berkontrobusi pada kemajuan dan keberlanjutan mode Indonesia.

“Acara ini merupakan langkah awal bagi mereka untik bersinar di kancah internasional, membawa nama baik universitas dan industri mode Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” ungkapnya.

Sementara Ketua APPMI Jawa Barat, Susan Zhuang, mengatakan saat ini dunia fashion sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Selain gempuran barang impor, faktor ekonomi setelah pandemi covid-19 juga sangat mempengaruhi daya beli masyarakat.

“Masyarakat sekarang banyak memilih barang impor yang dijual murah di media sosial dan bisa dikatakan memiliki kualitas cukup baik. Kami tidak sanggup untuk berkompetisi dengan itu,” ucap Susan.

Meski begitu, kata dia para desainer Tanah Air harus tetap optimis dengan cara terus berkarya dan berinovasi untuk menghadapi kondisi saat ini. Menurutnya salah satu cara untuk tetap bertahan di dunia fashion Indonesia, adalah mempertahankan berkolaborasi dengan semua stakeholder terkait seperti universitas atau sekolah kejuruan, pemerintah, dan industri tekstil.

“Yang perlu dilakukan fashion desainer untuk bertahan salah satunya mencari peluang apa yang bisa diungguli dari negara lain,” ujarnya.

 

Bandung: Universitas Maranatha kembali menggelar Evolusia Fashion Show 2024 dengan memamerkan karya akhir mahasiswa Desain Mode. Dengan mengangkat tema ‘Optimism’, sebanyak 60 busana karya 20 desainer ditampilkan pada event yang rutin digelar setiap tahun sejak 2012.
 
Ketua Evolusia Optimism 2024, Grace Carolline Sahertian, mengatakan dengan mengusung konsep optimism, setiap koleksi yang ditampilkan dalam Evolusia Fashion Show dirancang dengan penuh perhatian terhadap detail dan inovasi, mencerminkan karakter unik dari masing-masing desainer muda.
 
“Mereka menggabungkan teknik tradisional dengan pendekatan modern, mengasilkan karya yang tidak hanya menarik secara visual saja tapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang harapan dan potensi masa depan,” kata Grace di Hotel Gaia, Kota Bandung, Kamis, 7 November 2024.
 

Grace mengatakan Universitas Maranatha kembali berkerjasama dengan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dalam event Fashion Tendance, Evolusia. Dengan dukungan APPMI, acara ini tidak hanya menjadi ajang kemampuan, tapi juga menjadi wadah untuk memperkuat jaringan profesional dan memfasilitasi kolaborasi antar desainer.
“Diharapkan Evolusia bisa menjadi titik tolak bagi para mahasiswa untuk bersinar, sehingga ketika masuk ke dunia profesi mereka semakin bercahaya lewat karya dan karakter mereka,” jelasnya.
 
Grace mengatakan sesuai dengan tema Optimism, para desainer muda harus siap menghadapi tantangan di industri fashion global serta berkontrobusi pada kemajuan dan keberlanjutan mode Indonesia.
 
“Acara ini merupakan langkah awal bagi mereka untik bersinar di kancah internasional, membawa nama baik universitas dan industri mode Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” ungkapnya.
 
Sementara Ketua APPMI Jawa Barat, Susan Zhuang, mengatakan saat ini dunia fashion sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Selain gempuran barang impor, faktor ekonomi setelah pandemi covid-19 juga sangat mempengaruhi daya beli masyarakat.
 
“Masyarakat sekarang banyak memilih barang impor yang dijual murah di media sosial dan bisa dikatakan memiliki kualitas cukup baik. Kami tidak sanggup untuk berkompetisi dengan itu,” ucap Susan.
 
Meski begitu, kata dia para desainer Tanah Air harus tetap optimis dengan cara terus berkarya dan berinovasi untuk menghadapi kondisi saat ini. Menurutnya salah satu cara untuk tetap bertahan di dunia fashion Indonesia, adalah mempertahankan berkolaborasi dengan semua stakeholder terkait seperti universitas atau sekolah kejuruan, pemerintah, dan industri tekstil.
 
“Yang perlu dilakukan fashion desainer untuk bertahan salah satunya mencari peluang apa yang bisa diungguli dari negara lain,” ujarnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(DEN)