Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemkab Banyuwangi membuka inisiatif untuk melibatkan orang tua atau wali murid di pendidikan anak. Tujuannya, agar dapat menyelaraskan pola pendidikan anak di sekolah dan di rumah.
Program itu bernama Sekolah Orang Tua Hebat yang disingkat Sobat. Setidaknya, ada ribuan orang tua atau wali murid yang turut dalam program ini.
“Melalui program ini orangtua bisa mengupdate ilmu parenting. Bagaimana melakukan pendekatan dan lebih mengerti dunia anak sesuai dengan zamannya,” terang Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat peluncuran program Sobat.
Dalam peluncuran tersebut turut hadir Kepala Pusat Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami yang terhubung secara virtual.
Ruspita mengapresiasi program Banyuwangi itu. Pihaknya menyebut tantangan pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah kurangnya keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan pola asuh anak secara langsung.
Hal ini, kata Ruspita, tidak lepas dari kurangnya edukasi pada orangtua. Salah satu indikatornya hasil survei nasional menunjukkan hanya 23 persen orangtua yang mendapatkan pendidikan parenting.
“Saya sangat bahagia Banyuwangi meluncurkan program ini sebagai upaya pelibatan orangtua. Dengan program ini harapannya terjadi keselarasan dan kesinambungan pada pendidikan anak di rumah dan di sekolah serta membentuk karakter dan pribadi anak secara utuh,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Suratno menyiapkan 588 fasilitator berpengalaman. Mereka berasal dari psikolog dan guru. Nantinya, mereka akan menjalani pendidikan itu selama empat bulan untuk setiap angkatan, dan mendapat sertifikat.
“Angkatan pertama diikuti oleh 8.515 peserta orang tua/ wali murid dari jenjang PAUD, SD, dan SMP dengan jumlah total 337 lembaga,” katanya.
Selama empat bulan, wali murid akan mengikuti tatap muka sebanyak 16 kali pertemuan dengan tema materi yang berbeda. Di antaranya tema perkembangan anak, bakat minat anak, dukungan orang tua dalam penumbuhan budi pekerti, mandiri, dan tanggung jawab, hingga peran orang tua dalam bulliying dan kekerasan.
“harapan kami untuk angkatan selanjutnya jumlahnya akan semakin banyak karena semakin banyak orang tua yang sudah mengetahui manfaatnya,” imbuh Suratno. [rin/aje]