Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Komisi XII DPR dari Fraksi Partai Golkar Bambang Patijaya mendorong pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak dan gas (migas) dengan memanfaatkan terobosan teknologi. Bambang menyatakan inovasi dan teknologi dapat membantu mencegah penurunan produksi migas yang terjadi secara alamiah selama ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Bambang dalam diskusi yang diselenggarakan Badan Saksi Nasional Partai Golkar (BSNPG) dengan tema “Formulasi Kebijakan Lifting Migas untuk Kesejahteraan Rakyat” di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, pada Rabu (6/11/2024).
“Yang diperlukan ke depan adalah terobosan dan inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi sumur-sumur tua,” ujar Bambang Patijaya.
Bambang mengakui penurunan lifting migas terjadi secara alami karena sumur-sumur migas telah beroperasi bertahun-tahun. Namun, ia meyakini produktivitas sumur-sumur tersebut masih dapat ditingkatkan dengan penerapan teknologi terkini.
Indonesia memiliki sekitar 44.900 sumur minyak, dengan 16.600 di antaranya dalam kondisi idle atau menganggur. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.000 sumur dapat dioptimalkan untuk meningkatkan produksi minyak nasional.
“Saya pikir teknologi baru dalam bidang lifting minyak telah ditemukan, dan kami berharap ini bisa menciptakan ekosistem investasi baru di sektor migas yang akan mendorong peningkatan produksi minyak Indonesia,” jelas Bambang.
Selain itu, Bambang mengungkapkan pihaknya berencana untuk merevisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas) agar lebih ramah investasi. Hal itu untuk mendukung terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan lifting minyak.
Saat ini lifting minyak di Indonesia masih berada di angka 600.000 barel per hari. Peningkatan lifting migas ini dianggap penting untuk mendukung program prioritas pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yaitu mencapai kedaulatan energi.
“Salah satunya adalah menciptakan ekosistem yang menarik bagi investor. Kami akan merevisi RUU Migas agar sektor migas Indonesia lebih menarik untuk investor,” tutur Bambang.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President PetroChina Internasional Companies in Indonesia Gusminar mengakui bahwa lifting migas Indonesia terus mengalami penurunan. Namun, Gusminar menegaskan pihaknya tetap berupaya untuk meningkatkan produksi migas demi kesejahteraan rakyat Indonesia.
“Dalam upaya meningkatkan produksi, kami akan terus mengeksplorasi ladang-ladang migas yang belum tersentuh, terutama di Sumatera untuk minyak dan Indonesia timur untuk gas,” ungkap Gusminar.
Gusminar juga menekankan pentingnya kolaborasi antara kementerian dan lembaga terkait, serta penyederhanaan birokrasi untuk mempercepat upaya peningkatan lifting migas. Ia mengimbau agar Presiden Prabowo Subianto memastikan tidak ada ego sektoral dalam pemerintahannya.
“Penyederhanaan birokrasi sangat penting, terutama untuk urusan kehutanan dan pembebasan lahan yang memerlukan waktu. Sinergitas antarkementerian dan instansi sangat dibutuhkan,” tegas Gusminar.
Kepala BSNPG Syahmud Ngabalin berharap diskusi ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap pemerintah Prabowo-Gibran dalam mewujudkan kedaulatan energi Indonesia.
“Kami BSNPG selalu bekerja sama dengan semua stakeholder, baik internal maupun eksternal Partai Golkar, untuk memberikan kontribusi pemikiran demi kedaulatan energi Indonesia,” pungkas Syahmud.