Jakarta (beritajatim.com) – Musim haji tahun ini diikuti oleh banyak jemaah lansia, yaitu sekitar 45 ribu orang. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, mengingat jemaah lansia lebih rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan, termasuk demensia.
Menurut Kepala Seksi Layanan Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Dokter Leksmana Arry Chandra, beberapa jemaah lansia telah menunjukkan gejala demensia, seperti lupa nama, keluarga, atau merasa masih berada di kampung halaman.
“Gangguan ini bisa dipicu oleh faktor sosial, psikososial, pribadi, psikologis, dan juga biologis, termasuk faktor genetik,” jelas dr. Leksmana di Madinah, Senin (21/5/2024).
Gejala awal demensia biasanya berupa mudah lupa, terutama kejadian baru-baru ini, sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, dan sulit mengingat waktu dan tempat.
Untuk mencegah demensia, dr. Leksmana menyarankan stimulasi kognitif, seperti mengajak jemaah lansia bercerita dan bersosialisasi. Pendampingan juga penting untuk membantu mereka beraktivitas dan mencegah dehidrasi dan kelelahan yang dapat memperburuk kondisi.
“Istirahat yang cukup dan hindari memaksakan diri sangat penting bagi jemaah lansia. Pendamping jemaah juga diimbau untuk mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, dan zikir bersama,” pesan dr. Leksmana.
Upaya pencegahan demensia ini diharapkan dapat membantu jemaah lansia menjalankan ibadah haji dengan lancar dan aman.
Tips untuk Mencegah Demensia pada Jemaah Lansia Haji:
Istirahat yang cukup
Hindari kelelahan dan dehidrasi
Konsumsi makanan bergizi seimbang
Lakukan stimulasi kognitif, seperti membaca, menulis, atau bermain game
Bersosialisasi dan beraktivitas secara rutin
Minum obat sesuai anjuran dokter
Dengan menerapkan tips-tips ini, diharapkan jemaah lansia dapat terhindar dari demensia dan menikmati ibadah haji dengan penuh khusyuk.
[aje]