Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.
Rakorda se-Sulawesi Selatan
BAZNAS RI dorong optimalisasi pengelolaan zakat di daerah lewat Aplikasi SIMBA
Dalam Negeri
Sigit Kurniawan
Rabu, 06 November 2024 – 20:55 WIB
Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terus berupaya meningkatkan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di daerah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong penggunaan aplikasi SIMBA (Sistem Manajemen Informasi BAZNAS) untuk mencapai transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan ZIS.
Hal ini disampaikan oleh Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional, Prof. Ir. H. M. Nadratuzzaman Hosen M.S., M.Ec., Ph.D, dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) se-Sulawesi Selatan, Selasa malam (5/11/2024).
Dalam sambutannya, Prof. Nadra menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam mengelola ZIS. Menurutnya, aplikasi SIMBA dirancang untuk mengintegrasikan seluruh proses pengelolaan ZIS, mulai dari pengumpulan, pencatatan, hingga penyaluran.
“Dengan SIMBA, kita dapat memantau secara real-time pengelolaan ZIS dan memastikan bahwa dana zakat disalurkan kepada yang berhak secara tepat dan transparan,” ujar Prof. Nadra.
Menurutnya, SIMBA berfungsi juga untuk menguatkan pembuatan RKAT via SIMBA, sebagai bahan Monev (Monitoring dan Evaluasi), dan tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel terutama pada aspek penyaluran dan pendayagunaan.
“Aplikasi SIMBA selayaknya dapat memenuhi seluruh fungsi manajemen dari RKAT, Pengumpulan, Keuangan, Penyaluran, Monev dan Laporan. Dalam hal ini juga BAZNAS terus berupaya melakukan perbaikan-perbaikan dan modernisasu SIMBA guna meningkatkan tata kelola zakat yg lebih baik,” jelas Prof. Nadra.
SIMBA diharapkan dapat menjadi solusi bagi berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan ZIS, seperti kurangnya transparansi, inefisiensi, dan kesulitan dalam mengakses data.
Dengan menggunakan SIMBA, lanjut Prof. Nadra, BAZNAS daerah dapat meningkatkan akuntabilitas, misalnya setiap transaksi ZIS akan tercatat secara digital dan dapat diakses oleh publik, juga mempercepat proses penyaluran sehingga penyaluran bantuan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
“Memudahkan monitoring dan evaluasi artinya, kinerja pengelolaan ZIS dapat dipantau secara berkala untuk memastikan efektivitas program. SIMBA juga dapat digunakan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, termasuk generasi muda,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Nadra juga menyampaikan target BAZNAS untuk memiliki 400 kantor digital pada tahun 2025. Kantor digital ini diharapkan dapat menjadi pusat layanan ZIS yang modern dan efisien, serta menjadi sarana untuk meningkatkan literasi zakat di masyarakat.
“Dengan demikian, masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan ZIS dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan,” tambah Prof. Nadra.
Dengan semakin banyaknya BAZNAS daerah yang mengadopsi SIMBA dan mengembangkan kantor digital, diharapkan pengelolaan ZIS di Indonesia dapat semakin transparan, akuntabel, dan efisien. Hal ini akan berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ekonomi umat.
“Kami berharap SIMBA dapat menjadi solusi yang komprehensif untuk pengelolaan ZIS di Indonesia. Dengan dukungan dari seluruh pihak, kita dapat mewujudkan pengelolaan zakat yang lebih baik dan bermanfaat bagi umat,” ucapnya.
Sumber : Elshinta.Com