Menurut Hasto pemilihan tema konser Hidup Bukan Sekedar Bernafas sarat dengan makna.
“Hidup itu memang berarti. Merenungi seluruh lirik lagu Mas Sawung Jabo mencerminkan kedalaman spirituaitas hidup penuh gugatan. Meski penuh kritik sosial, namun sangat kontemplatif, dan di dalam syairnya mencerminkan cinta, gelora kehidupan, dan pandangannya terhadap semesta. Karya Mas Jabo ini pantas diapresiasi. Bagi saya pribadi, Beliau itu maestro,” kata Hasto.
Hasto tekun menyimak lagu yang dimainkan Jabo dkk. Hasto juga terlihat tertawa atas guyon-guyon yang dilontarkan Jabo saat berinteraksi dengan personil Sirkus Barock.
“Nyanyi yang bagus nanti dapat honor tambahan,” kata Jabo kepada Bonita, backing vokalnya.
Jabo juga memperkenalkan personilnya Ruben yang sedang memainkan melodi nan indah di awal sebuah lagu.
Tak muda lagi, Jabo sesekali meminum air mineral yang terletak di samping kursinya. Dia mencairkan suasana saat memperkenalkan mereka.
“Sopo jenengmu?” Katanya kepada Mlentes.
Selain bersama Sirkus Barock, Sawung Jabo berkibar di blantika musik nasional saat bergabung di band supergroup Kantata Takwa, lalu Swami.
Sawung Jabo pun turut andil dalam melahirkan lagu-lagu legendaris, seperti Bento, Bongkar, Hio, hingga Nyanyian Jiwa.
“Melalui lagu penuh kritik sosial Mas Sawung Jabo bersama Iwan Fals telah menjadi energi perlawanan terhadap dogmatisme kekuasaan,” sebut pria asal Yogyakarta itu.
Beberapa hari sebelum konser, perwakilan Sirkus Barock menyebutkan di usia yang telah mencapai 48 tahun, Sirkus Barock masih konsisten menjadikan musik sebagai wahana untuk menerangi makna kehidupan dan menginspirasi generasi mendatang.