IESR menekankan pentingnya pembentukan ekosistem energi terbarukan mulai dari kerangka kebijakan dan regulasi yang mendukung pasar energi terbarukan di Indonesia. Keberadaan kebijakan ini akan memberikan rasa aman dalam berinvestasi. Sementara, peta jalan dapat memberikan arah kebijakan nasional yang jelas dan membentuk permintaan pasar domestik terhadap adopsi energi terbarukan.
Untuk itu, langkah penting yang diperlukan antara lain menyusun peta jalan untuk peningkatan pemanfaatan energi terbarukan serta industri manufaktur terkait sebagai bagian dari program hilirisasi. Selain itu, pemerintah perlu menciptakan mekanisme yang jelas dan mudah diakses untuk pembiayaan, insentif, dan subsidi bagi industri energi terbarukan. Pemerintah perlu pula memanfaatkan bahan baku domestik melalui program hilirisasi dan memastikan kendali atas pasar produksi sejalan dengan kebutuhan dan prioritas nasional.
Untuk aspek pendukung, IESR mendorong pemerintah untuk segera menyusun strategi agar energi terbarukan semakin terjangkau, mempromosikan produk industri manufaktur lokal untuk memasuki pasar dengan mekanisme pengadaan khusus, mengurangi atau menghapus subsidi energi fosil, dan memperkuat kontrol atas penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG).
Ketua Tim UK Mentari Julio Retana menekankan bahwa pengembangan manufaktur energi terbarukan di Indonesia akan menghasilkan dampak sosial dan ekonomi yang baik. Julio mencontohkan, keberadaan manufaktur baterai dengan kapasitas produksi 140 GWh diproyeksi dapat berkontribusi pada kenaikan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar USD 8-10 miliar, dan menciptakan penciptaan lapangan kerja sekitar lebih dari 530 ribu. Menurutnya, Indonesia udah punya modalitas yang baik untuk menjadi pemimpin dalam manufaktur energi terbarukan.
Sesi “Workshop Accelerating Green Hydrogen Economy” terlaksana atas dukungan dari Kedutaan Besar Inggris. Acara Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2024 diselenggarakan oleh Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) dan Institute for Essential Services Reform (IESR) dan berkolaborasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). IETD ketujuh ini berlangsung pada 4-6 November 2024 dengan tema “Mewujudkan Transisi Energi yang Berkeadilan dan Tertata.” IETD 2024 mencakup 11 sesi dengan beragam topik dan format, serta menghadirkan 50 pembicara, panelis, dan moderator nasional maupun internasional.