Tuban (beritajatim.com) – Peringati Hari Kartini Tahun 2024, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Tuban berkolaborasi dengan sejumlah organisasi perempuan di Kabupaten Tuban dengan menggelar panggung Karya Specta di Pendopo Krido Manunggal Tuban.
Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Ketua Bhayangkari Tuban, Ketua TP PKK, pimpinan OPD dan Camat se-Kabupaten Tuban, perwakilan Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia (GOPTKI) dan Forum Puspa Kabupaten Tuban.
Ketua DWP Kabupaten Tuban, Sri Rahayu Budi Wiyana, S.Pd mengatakan, kegiatan ini termasuk juga seminar tentang Peran Perempuan dalam Membentuk Generasi di era 4.0 dan Society 5.0 dengan narasumber Dr. Akhmad Muwafik Saleh. Kemudian, disemarakkan dengan sejumlah pertunjukan antara lain : Gerak Mbangun Deso Noto Kutho dari Disbudporapar Kabupaten Tuban, Karya Specta yang dipersembahkan siswa, guru, dan wali siswa dari SLB Jatiwiyata Dharma Kabupaten Tuban, Gerak Asyik guru dan siswa TK Pertiwi Kabupaten Tuban, Drama Musikal “Sampek Tuek” dan “Tari Kipas” kolaborasi DWP, GOW, dan GOPTKI Kabupaten Tuban.
“Suasana kian semarak juga karena ada permainan angklung bersama seluruh undangan dan suguhan peragaan busana kebaya yang diikuti kurang lebih 350 peserta,” terang Sri Rahayu.
Adapun menurut dia tema kegiatan tersebut yakni mengusung “Peran Perempuan Membentuk Generasi Muda Berdaya Saing di Era Digital”. Tema tersebut diusung untuk memberikan motivasi dan semangat bagi seluruh perempuan di Kabupaten Tuban dalam mendidik dan mempersiapkan generasi penerus yang unggul.
“Selain itu, juga menjadi bukti konkrit bahwa perempuan tetap dapat berkiprah pada ranah publik sembari menjalankan tugas utamanya di sektor rumah tangga,” kata dia.
Ia percaya, bahwa seluruh perempuan Kabupaten Tuban merupakan sosok hebat yang mampu berkarya dengan caranya masing-masing, serta memiliki peran strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan daerah.
“Perempuan harus memiliki sudut pandang lain yang tidak dimiliki laki-laki dalam memandang suatu peristiwa. Karenanya, perempuan dapat memberikan solusi alternatif terhadap program kegiatan,” paparnya.
Sri Rahayu juga memaparkan, salah satu bentuk pengembangan dan pemberdayaan penyandang disabilitas yakni dengan pengembangan kemampuan bagi penyandang disabilitas yang dapat ditempuh dengan memberikan kepercayaan mulai dari lembaga pendidikan serta dukungan yang diberikan akan menstimulus rasa percaya diri bagi penyandang disabilitas untuk mengoptimalkan potensi dirinya.
“Sehingga menjadikan penyandang disabilitas lebih mandiri dan turut serta berkontribusi terhadap pembangunan daerah,” pungkasnya. [ayu/aje]