Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Diduga Eksploitasi Buruh, Dior dan Armani Terancam Denda Rp 175 M!

Diduga Eksploitasi Buruh, Dior dan Armani Terancam Denda Rp 175 M!

Jakarta

Otoritas persaingan usaha Italia menyelidiki dugaan pelanggaran oleh Armani dan Dior terkait proses produksi mereka. Kedua brand kenamaan itu dilaporkan menggunakan pemasok yang membayar pekerja terlalu rendah dengan jam kerja panjang.

“Armani dan Dior mungkin telah mengeluarkan pernyataan yang tidak benar tentang etika dan tanggung jawab sosial mereka, khususnya yang berkaitan dengan kondisi kerja dan kepatuhan pemasok mereka terhadap hukum,” terang otoritas berwenang, dikutip dari CNN, Jumat (19/7/2024).

Investigasi difokuskan pada beberapa perusahaan di Grup Armani dan Grup Dior milik LVMH. Inspeksi juga telah dilakukan di sejumlah pemasok pada hari Selasa.

Perusahaan-perusahaan tersebut sedang diselidiki atas kemungkinan tindakan melanggar hukum dalam pemasaran dan penjualan pakaian hingga aksesoris, yang melanggar kode etik konsumen Italia. Pelanggaran tersebut dapat mengakibatkan denda hingga € 10 juta atau US$ 10,9 juta, atau sekitar Rp 175,49 miliar.

Banyak merek fesyen dituding melakukan eksploitasi terhadap para pekerjanya. Namun pengawasan terhadap merek-merek mewah menjadi hal yang menonjol karena berkaitan dengan persepsi bahwa harga yang tinggi, dan pemasok yang berbasis di Eropa maka proses pengerjaannya dianggap unggul, atau proses produksi dilakukan secara etis.

Dalam beberapa kasus, para pekerja dipaksa bekerja berjam-jam dalam kondisi kesehatan dan keselamatan yang tidak memadai. Praktik-praktik ini kontras dengan klaim keunggulan produksi yang dibanggakan oleh kedua brand itu.

Penyelidikan dilakukan setelah jaksa Milan menuduh beberapa perusahaan milik China di Italia, yang memproduksi barang-barang mewah untuk Dior dan Armani, secara sistematis melakukan pelecehan terhadap karyawan mereka.

Dior menyebut pihak berwenang Italia baru-baru ini memberi tahu pihaknya soal praktik ilegal di dua pemasoknya. Pemasok itu memproduksi barang-barang kulit untuk pria.

“Keluarga Dior dengan tegas mengutuk tindakan tidak layak ini, yang bertentangan dengan nilai-nilainya dan kode etik yang ditandatangani oleh para pemasok ini. Meskipun telah dilakukan audit rutin, kedua pemasok ini terbukti menyembunyikan praktik-praktik ini,” kata pernyataan Dior.

Mereka berkomitmen tidak akan memesan barang dari pemasok tersebut. Dior juga menyatakan siap berkolaborasi dengan otoritas berwenang di Italia.

Sementara itu, Armani membantah segala tudingan yang dialamatkan kepada mereka. Mereka pun siap bekerja sama dalam proses penyelidikan.

“Perusahaan-perusahaan yang terlibat berkomitmen penuh dengan pihak berwenang, tetapi tuduhan tersebut tidak berdasar dan yakin akan hasil positif setelah penyelidikan,” tutupnya.

(ily/das)