“Yang lambat Laun akan membuat genetika masyarakat Papua mengalami mutasi, dan menghasilkan cikal bakal penyakit Cardiometabolic, seperti Diabetes, Penyakit Jantung, Hipertensi, Stroke, dan Kanker, yang akhir-akhir meningkat tajam jumlahnya di populasi Penduduk Papua,” terangnya.
Ia mewanti-wanti, masyarakat Papua yang miskin, menjadi bertambah penderitanya dengan berbagai penyakit mematikan akibat kesalahan sumber makanan.
“Papeda yang berasal dari Sagu dan atau Umbi, dipadu dengan Sup Ikan Kuning, adalah Menu Masakan Papua asli yang sangat lezat juga sangat sehat,” ucapnya.
Karenanya, ia memberu saran ketiga. Agar Food Estate menanam padi varietas asli Indonesia. Tifa menyebut sejumlah contohnyaz
“Seperti Padi Huma, Padi Gogo, Padi Gropak, Dharma Ayu, Srimulih, Marong, Simenep, dan Ratusan Varietas Padi Asli Indonesia Jutaan tahun lalu,” paparnya.
Padi yang ditanam di ladang, kata dia tidak butuh air. Juga tahan cuaca ekstrem, dan bisa tumbuh di lingkungan kurang air, serta rasanyapun sangat lezat, cocok bagi genetika masyarakat Indonesia
“Bukan Varietas Padi Impor GMO, genetically modified organism, yang butuh banyak air, yang butuh pestisida, yang butuh pupuk buatan,” imbuhnya.
Padi tersebut, memang bisa panen berkali-kali dalam setahun, tetapi menghasilkan penurunan kualitas kesehatan orang yang mengonsumsinya.
“Tidak ada artinya kita Swasembada Pangan, tetapi masyarakat meningkat risikonya penyakitnya, karena makan sumber pangan yang tidak sesuai dengan genetikanya,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)