Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Iran Ebrahim Raisi tak hadir untuk menemui Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara pada Selasa (28/11).
Dikutip dari AFP, Kantor Presiden Turki menyatakan Erdogan tak punya jadwal rapat di hari tersebut. Namun, mereka tak menerangkan lebih lanjut apakah kunjungan Raisi dibatalkan atau ditunda.
Hingga saat ini, Iran belum secara resmi memberi pernyataan terkait tak ada pertemuan dengan Erdogan. Namun, media semi pemerintah, Tasnim, melaporkan kunjungan Raisi ke Turki “ditunda.”
Mereka tak menyediakan informasi lebih jauh terkait alasan penundaan pertemuan antara Raisi dan Erdogan ini.
Erdogan sebelumnya mengumumkan Raisi untuk pertama kali akan berkunjung ke Turki.
“Presiden Iran Ebrahim Raisi akan mengunjungi kami pada tanggal 28 bulan ini,” kata Erdogan ke reporter.
Rencana kunjungan ini menjadi sorotan di media Turki. Namun, tak ada konfirmasi atau laporan media pemerintah Iran soal lawatan Raisi.
Erdogan merupakan salah satu pemimpin yang vokal mengkritik gempuran Israel di Gaza pada 7 Oktober lalu.
Dia bahkan menyematkan Israel sebagai “negara teroris” dan menyebut kelompok yang didukung Iran, Hamas, sebagai “kelompok pembebasan”.
Sejumlah pengamat menilai lawatan Raisi ke Turki untuk mengajak pemerintah Ankara memboikot Israel. Iran berulang kali menyerukan agar dunia memboikot hingga melancarkan sanksi ke pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Iran berharap Turki mengakhiri secara langsung dan tidak langsung hubungan perdagangan dengan Israel,” kata pengamat Studi Iran di Istanbul, Hakki Uygur.
Namun, Turki telah mengambil sikap untuk memisahkan masalah politik dan komersial.
Rencana pertemuan Raisi dan Erdogan menjadi pembicaraan karena Turki-Iran memiliki hubungan yang kompleks.
Turki disebut-sebut memberi dukungan ke kelompok yang berusaha menjatuhkan pemerintah Iran dan Suriah.
Dukungan Turki ke Azerbaijan terkait sengketa Nagorno-Karabakh juga menyisakan kegelisahan yang mendalam bagi Iran.
Iran khawatir kebangkitan Baku di wilayah Kaukasus dapat mendukung ambisi separatis etnis minoritas Azerbaijan di Iran.
Iran juga cemas dengan usulan jalur perdagangan di sepanjang perbatasan utara antara Azerbaijan dan Turki yang berpotensi mempersulit akses mereka ke Armenia.
(isa/pra)