Jakarta, Beritasatu.com – Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) menyambut baik rencana Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menaikkan gaji guru pada 2025.
Namun, kenaikan gaji harus diimbangi pemahaman literasi keuangan.
Ketua Komunitas Guru Belajar Nusantara Nunuk Riza menjelaskan, dari data dan pengalaman di lapangan, masih banyak tenaga pengajar yang pendapatannya belum layak.
“Oke kesejahteraan guru memang naik, tetapi itu tidak akan memutus mata rantai sebenarnya. Itu akan terus bisa berlangsung kalau guru enggak dibekali pemahaman bahwa gaji naik, tetapi kebijaksanaan kita dalam menggunakan gaji itu seperti apa,” ujar Nunuk Riza, seusai menjadi pembicara pada Puncak Temu Pendidik Nusantara XI, di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11/2024).
Untuk itu, Nunuk dan rekan-rekan yang berkecimpung di organisasi profesi merasa memiliki tanggung jawab. Para guru harus bisa bijak dalam mengelola pendapatannya.
“Kami akan mencoba ambil langkah bahwa tidak hanya sekedar menyambut kenaikan gaji, tetapi bagaimana agar guru-guru bisa bertanggung jawab dan bijak menggunakan gaji. Sehingga isu terkait kesejahteraan ini diiringi kemampuan guru dalam memanfaatkan,” terang Nunuk.
Nunuk menerangkan, banyak guru yang belum memiliki kemampuan mengelola keuangan. Menurutnya, pemahaman literasi keuangan yang dimiliki masih sederhana.
“Yang (literasinya) paling rendah ya dapat gaji habiskan. Ada yang level lebih tinggi dapat gaji kemudian dia simpen, kemudian baru dibagiin,” jelas Nunuk.
Dia mengatakan, Komunitas Guru Belajar Nusantara mendapatkan data, 42% guru masih terjerat pinjaman online (pinjol). “Kami tuh baru sadar bahwa sebenarnya kebutuhan guru itu memang enggak sedikit,” tambahnya.