Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok ilmuwan dari Hebei Medical University di China menciptakan virus mematikan terbaru. Virus itu dikatakan bisa membunuh manusia hanya dalam 3 hari.
Para ilmuwan menggunakan virus sintetik untuk menyimulasikan virus Ebola yang mematikan. Tujuannya untuk mengetahui lebih dalam terkait pathogen berbahaya dalam virus tersebut.
Studi itu dirilis dalam jurnal Science Direct. Temuannya memberikan keuntungan dalam dunia sains untuk mengidentifikasi bahaya dari virus mematikan.
Para ilmuwan mengutilisasi virus yang dikenal sebagai vesicular stomatitis virus (VSV), lalu mereka modifikasi untuk membawa glycoprotein (GP) dari virus Ebola.
Protein itu sangat krusial agar virus bisa masuk dan menginfeksi sel sebagai host atau wadah hidupnya, dikutip dari India Times, Rabu (30/10/2024).
Para ilmuwan menggelar eksperimen mereka ke sekelompok hamster. Ada 5 hamster perempuan dan 5 hamster laki-laki.
Setelah menginjeksi virus, para hamster mengalami gejala berat mirip seperti pasien yang terkena Ebola. Gejala itu antara lain menyerang sistem imun dan menyebabkan kegagalan banyak organ.
Akhirnya, para hamster meninggal dalam 3 hari. Beberapa hamster juga memperlihatkan sekresi pada bagian mata yang berdampak pada penglihatan mereka.
Gejala ini terkait dengan kelainan saraf optik pada pasien yang terjangkit virus Ebola.
Salah satu tujuan studi ini adalah menciptakan pemodelan yang aman untuk mereplikasi gejala Ebola tanpa membutuhkan fasilitas Biosafety Level 4 (BSL-4).
Sebagai informasi, riset terkait Ebola membutuhkan laboratorium yang super aman. Namun, kebanyakan fasilitas di seluruh dunia hanya mengakomodir standar BSL-2.
Dengan menciptakan pemodelan ini, ilmuwan memungkinkan akses riset yang lebih dalam soal Ebola dan cara penanggulangannya di masa depan.
Setelah hamster meninggal, para ilmuwan mengambil organ-organ mereka untuk menganalisa dampak virus. Mereka menemukan virus terakumulasi di dalam organ-organ krusial seperti hati, jantung, paru-paru, ginjal, usus, hingga otak.
Penyebaran tersebut mengonfirmasi kemampuan virus Ebola yang merusak organ-organ tubuh manusia.
Kesuksesan studi ini dikatakan menawarkan evaluasi pra-klinis dengan metode lebih cepat untuk melawan Ebola. Diharapkan studi ini mampu mengakselerasi pengembangan vaksi dan pengobatan yang efektif bagi virus mematikan tersebut.
Ebola saat ini menjadi salah satu virus paling ditakuti dan mematikan dengan gejala super parah. Penyebaran Ebola terbesar baru-baru ini berlangsung antar 2014 dan 2016 dan berdampak pada sebagian negara-negara di Afrika Barat. Ribuan orang meninggal karena terjangkit virus tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penyebaran virus tersebut membuktikan pentingnya respons medis yang efektif dan pentingnya riset seperti yang dilakukan di Hebei Medical University.
(fab/fab)