Jakarta –
Serangan Israel ke Iran dilaporkan dengan antara lain mengerahkan jet tempur siluman F-35. Sebagai sekutu dekat Amerika Serikat, Israel memang punya armada F-35 yang merupakan buatan perusahaan Lockheed Martin tersebut.
Akun @IranIntl_En melaporkan bahwa jet F-35 melanggar wilayah udara Iran untuk pertama kalinya dan melancarkan serangan ke target di dekat ibu kota Teheran pada 27 Oktober kemarin. “Sebagai bagian dari serangan udara Israel ke Iran pada Sabtu (27/10), sebagian jet tempur Israel melewati batas udara Iran,” sebut CNN.
Dikutip detikINET dari New York Post, Israel mengerahkan F-35 buatan AS di antara 100 jet, pesawat mata-mata, dan pesawat pengisian bahan bakarnya untuk melakukan serangan terbesar terhadap Iran.
Negara Yahudi itu memberi lampu hijau untuk penggunaan F-35, senjata udaranya yang paling canggih, untuk membantu memimpin operasi. Operasi empat jam itu, yang diluncurkan sebagai balasan atas serangan rudal balistik Teheran terhadap Israel pada 1 Oktober, disebut merusak beberapa sistem pertahanan rudal Iran.
Iran menyebut 4 tentara tewas dalam serangan itu. Citra satelit menunjukkan, Israel merusak beberapa fasilitas rudal Iran, namun tidak mengincar fasilitas nuklir negara itu seperti yang ditakutkan beberapa pihak. Iran melaporkan kerusakan yang terjadi tidak terlampau besar.
F-35 sendiri sering disebut jet tempur siluman paling canggih yang dapat mengelabui radar. Pesawat bermesin tunggal supersonik ini bertujuan untuk mendapatkan superioritas udara atau penyerangan. Ia juga memiliki perangkat untuk kepentingan intelijen dan pengawasan.
Pesawat ini memiliki tiga varian utama yakni F-35A yang lepas landas dan mendarat konvensional (CTOL), F-35B yang bisa lepas landas pendek dan mendarat vertikal (STOVL), dan F-35C yang berbasis di kapal induk (CV/CATOBAR).
Sudah sekitar 1.000 unit jet ini dibuat, dioperasikan oleh AS dan para sekutunya. Namun F-35 juga kadang dianggap produk gagal dan sering dikandangkan karena beragam masalah. Laporan Government Accountability Office (GAO) menunjukkan F-35 yang masing-masing bernilai sekitar USD 100 juta, bahkan lebih jika menghitung biaya lain, hanya mampu melakukan 55% dari total misi yang ditentukan.
(fyk/fay)