750.000 Gram Ikan Kembung Dibagikan untuk Bantu Atasi Stunting di Surabaya

750.000 Gram Ikan Kembung Dibagikan untuk Bantu Atasi Stunting di Surabaya

Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak 750.000 gram ikan kembung hasil donasi penjualan tiket event “Move A Run” diubah menjadi 1.000 paket abon ikan.

Donasi ini diserahkan secara simbolis kepada Dinas Kesehatan di taman bermain anak Sensory Park Surabaya pada hari Sabtu (23/3/2024). Abon ikan ini akan didistribusikan kepada 250 balita stunting di kota Surabaya.

Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam pemenuhan gizi seimbang untuk keluarga berisiko stunting dan diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Hadir dalam acara ini perwakilan dari Dinas Kesehatan, Disbudporapar, Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, serta HIPMI dan KADIN Surabaya. Orangtua dan anak berisiko stunting dari 63 Puskesmas rekomendasi Dinas Kesehatan Kota Surabaya juga diundang untuk menikmati fasilitas yang disediakan.

“Kami yakin setiap anak berhak mendapatkan awal kehidupan yang sehat dan bergizi. Program Move A Run bekerja sama dengan Dinkes, Disbudporapar, dan TP PKK Kota Surabaya untuk mewujudkan tujuan ini. Melalui upaya bersama ini, kami ingin menciptakan dampak positif dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, khususnya bagi peserta Move A Run di Kota Surabaya,” ungkap Promotor “Move A Run”, Fajar Firsada.

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Move A Run yang berfokus pada gaya hidup sehat bagi masyarakat dan mendukung program Pemerintah dalam pemenuhan gizi seimbang untuk keluarga berisiko stunting. Hal ini dilakukan demi mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu mencapai Indonesia Emas 2045.

“Fokus pemerintah saat ini adalah mengatasi problem stunting. Oleh karena itu, kami ingin berkontribusi untuk Indonesia Emas 2045. Hashtag kami adalah bergerak serentak untuk membantu saudara kita di Surabaya dalam mengatasi stunting. Harapannya, tidak hanya kami saja yang membuat event seperti ini, tetapi ada juga dari EO, lembaga atau organisasi lain yang tergerak untuk membantu mengatasi stunting di kota Surabaya,” ujar Fajar Firsada.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Kartika Sri Redjeki mengapresiasi dan berterimakasih atas dukungan “Move A Run” kepada Pemerintah Kota Surabaya dalam mengatasi problem stunting di kota pahlawan ini.

Ia menegaskan bahwa sejak beberapa tahun terakhir, Pemkot Surabaya telah gencar menekan angka stunting. Bahkan di tahun 2022, Surabaya telah berhasil mencapai “Zero Growth Stunting”. Saat ini, fokus Pemkot Surabaya adalah mengatasi balita stunting yang masih ada.

“Saat ini jumlah balita stunting di kota Surabaya tinggal 250 balita. Angka ini turun drastis dari awal 2022 sebanyak 1.954 balita. Awal 2023 kembali turun menjadi 923 balita. Perlu ditekankan, sejak tahun 2022 Surabaya telah berhasil mencapai zero growth stunting,” ungkap Kartika Sri Redjeki.

Untuk menekan angka stunting, Pemkot Surabaya telah melakukan berbagai upaya, seperti:

Program “Aksi bergizi cegah stunting” dengan mengajak senam, cuci tangan, gosok gigi, sarapan bersama, minum tablet tambah darah, dan konseling di SMP dan SMA.

Pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan bagi calon pengantin oleh tim DP3A.
Kolaborasi dengan berbagai dinas, seperti Dinas Pertanian, untuk menyalurkan CSR dalam bentuk makanan bergizi untuk balita stunting.

Kartika Sri Redjeki menjelaskan bahwa stunting adalah akibat dari asupan gizi yang kurang secara kronis dan infeksi secara berulang. Pada beberapa balita stunting, terdapat penyakit penyerta seperti down syndrome dan TBC.

“Saat ini yang tersisa kebanyakan ya dari balita stunting dengan penyakit. Ini yang sedang kami kejar, bagaimana jumlahnya terus turun,” pungkasnya. (ted)