7 SPBU Pertamina Rajawali Surabaya Duga Pertalite Dalam Botol Saat Sidak Armuji Dibawa dari Luar Surabaya

7
                    
                        SPBU Pertamina Rajawali Surabaya Duga Pertalite Dalam Botol Saat Sidak Armuji Dibawa dari Luar
                        Surabaya

SPBU Pertamina Rajawali Surabaya Duga Pertalite Dalam Botol Saat Sidak Armuji Dibawa dari Luar
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Pihak SPBU Pertamina di Jalan Rajawali, Surabaya menyampaikan bahwa botol berisi Pertalite yang ditunjukkan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dan berisi campuran cairan lain itu bukan dari SPBU Pertamina. 
Sebelumnya, Armuji melakukan sidak ke SPBU Pertamina Rajawali atas banyaknya laporan motor driver ojek
online
(ojol) yang mogok dan brebet setelah pengisian BBM Pertalite.
Dalam sidak tersebut, Armuji sempat menunjukkan botol berisi Pertalite yang diperolehnya dari seorang pengendara yang sedang mengantre BBM.
Di dalam botol tersebut, terlihat dua zat cair terpisah dengan warna berbeda, yaitu cairan berwarna hijau yang merupakan Pertalite dan cairan berwarna putih yang tidak diketahui.
Manajer Operasional SPBU Rajawali, Budi Susetyo mengatakan, setelah melakukan pengecekan kamera CCTV seharian, tidak ditemukan pengendara tersebut melakukan pengisian BBM Pertalite di SPBU Rajawali. 
Ia menduga, BBM Pertalite dalam botol tersebut dibawa dari luar SPBU Pertamina.
“Kan itu kelihatan di CCTV, saya juga cek seharian enggak ada orang itu melakukan tap Pertalite di sini, jadi itu sampelnya dibawa dari luar,” kata Budi saat ditemui
Kompas.com,
Jumat (31/10/2025).
“Sewaktu saya tanya ‘Belinya di mana?’ Orangnya juga enggak jawab,” ujar dia.
Ia menuturkan, pengendara itu langsung kabur setelah menunjukkan botol berisi Pertalite kepada Armuji.
“Terus setelah orangnya nunjukin botol itu ke Cak Ji (sapaan akrabnya), botolnya diambil lagi, terus orangnya langsung kabur, enggak jadi isi bensin di sini,” tuturnya.
Menurutnya, ada dugaan dua zat cair dalam botol tersebut sengaja dibuat-buat.
“Dari visualnya kan airnya bening banget, jadi kayak dibuat-buat begitu, dibikin air terus dikasih Pertalite,” ujarnya.
Sebab, lanjutnya, visual zat etanol juga berwarna putih keruh dan kental bukan bening seperti air.
“Kalau biasanya yang diprakirakan ada bahan campuran seperti etanol itu kan nanti yang tahu laboratorium. Tapi, bentuknya putih keruh dan kental,” ucapnya.
Ia juga mengonfirmasi bahwa kerugian dari pengendara motor ojol yang mogok dan brebet setelah pengisian BBM telah mendapatkan penggantian. 

“Kemarin setelah saya data, terus saya verifikasi untuk dilaporkan ke Pertamina. Ada dua orang yang komplain tapi dua duanya sudah diganti,” ucap dia. 
Ia mengimbau kepada para pengendara roda dua untuk selalu meminta nota pembayaran setelah melakukan pengisian BBM Pertalite.
Agar dapat mengajukan komplain di SPBU pengisian terakhir apabila motor mogok dan brebet.
“Jadi harus ada nota pembayarannya itu untuk bisa mengajukan komplain di SPBU pengisian terakhir kalau memang motornya mogok atau brebet setelah diisi Pertalite,” kata dia.
SPBU Pertamina Rajawali juga telah bekerja sama dengan empat bengkel Ahass rujukan di Surabaya sebagai bentuk kompensasi masyarakat yang motornya brebet dan mogok tersebut.
“Jadi setelah nota dikirim, nanti kami kasih surat rujukan ke bengkel yang sudah kami kerja sama sebagai kompensasi perbaikan kalau motor yang mogok atau brebet setelah diisi d isini,” paparnya.
Budi juga menyatakan bahwa hari ini telah dilakukan pengecekan tangki pendam dan dispenser bahan bakar oleh Polrestabes Surabaya.
“Tadi dari Polrestabes juga ke sini untuk cek tangki pendam dan dispenser dan didapati semua BBM di sini aman,” ucapnya.
Menurutnya, setelah kejadian tersebut, terdapat penurunan pembeli BBM Pertalite, meski tidak terlalu signifikan.
“Ada penurunan pembelian Pertalite, tapi enggak terlalu signifikan. Malah sekarang banyak masyarakat yang ngantre ya untuk beli Pertamax,” kata Budi. 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.