JAKARTA – Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal TNI Mohammad Syafii, mengungkapkan jumlah korban tewas dalam bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat per Selasa 2 Desember pagi sebanyak 583 orang, 553 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
“Iya, hari ini operasi SAR selalu, atau terus dilaksanakan. Untuk update data, memang terakhir tadi jam 10.00 (WIB), bahwa total jumlah korban yang telah terevakuasi meninggal dunia ada 583, dan yang dilaporkan masih dalam pencarian ada 553 orang,” ujar Syafii di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 2 Desember.
Untuk pola operasi SAR, Syafii mengatakan bahwa Basarnas mengerahkan seluruh kekuatan, baik unsur darat yang tergabung dalam Badan SAR Nasional beserta seluruh Tim SAR Gabungan, dan diperkuat dari unsur TNI-Polri. Kemudian untuk jalur-jalur logistik, Basarnas juga menggunakan seluruh sarana yang ada di kantor SAR berupa kapal-kapal sarana laut, dan juga kekuatan udara.
“Badan SAR Nasional juga mengerahkan pesawat yang dari Tanjung Pinang, kemudian yang dari Jakarta atau dari Bogor, dan juga yang dari Surabaya kita rapatkan ke sana,” katanya.
“Kemudian dalam upaya pencarian, karena memang sudah mulai terbuka, kita sudah menggunakan K9 untuk membantu. Karena kondisi korban, khususnya yang akibat bencana banjir lumpur, tentunya ini mengalami kesulitan tersendiri,” lanjutnya.
Syafii menjelaskan, ada penambahan korban yang belum ditemukan pada hari ini, dari sebelumnya 464 orang dan sekarang menjadi 553 orang. Penambahan itu, kata dia, didapat setelah adanya informasi dari daerah terisolasi.
“Terkait dengan kemarin, ada beberapa daerah yang terisolasi. Jadi bukan karena kita tidak masuk ke sana, tapi daerah yang terisolasi ini mereka tidak memiliki sarana perhubungan untuk menginformasikan. Sehingga Tim SAR Gabungan belum masuk ke daerah itu, sehingga ada penambahan jumlah korban yang akan kita cari,” jelasnya.
Syafii mengakui adanya perbedaan data dengan BNPB, di mana tercatat total korban meninggal dunia bencana Aceh-Sumatera sejumlah 659 orang, dan masih hilang 475 orang. Namun, ia memastikan data yang diperoleh Basarnas dapat dipertanggungjawabkan.
“Apa yang dilaksanakan Badan SAR Nasional tentunya menggunakan prosedur yang baku. Kita tidak tahu bahwa terkait dengan laporan yang ada di BNPB, karena BNPB ini sebagai koordinator dari seluruh kekuatan. Bisa dari informasi dari Pemerintah Daerah, ada dari TNI, dari Polri. Namun yang dilakukan oleh Badan SAR Nasional sebenarnya akan dipertanggungjawabkan, karena itu hubungannya dengan santunan, dengan hak-haknya dari keluarga,” tandasnya.
