56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

3 April 2024, 18:19

TEMPO.CO, Bogor – Sebanyak 56 siswa sekaligus santri dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islamic Development Network (IDN) Boarding School di Bogor menjadi backpacker saat berkeliling ke 20 negara. Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, mereka juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi di beberapa kota di Arab Saudi seperti di Riyadh dan Jeddah.Siswa santri itu disebutkan melek teknologi dan menekuni pemrograman dan kemampuan robotik hingga mengantongi sertifikat standar internasional. Sedangkan IDN Backpacker menjadi program unggul dari sekolah IDN Boarding School yang berpusat di Jonggol, Kabupaten Bogor, itu. Menurut Kepala Sekolah IDN Boarding School Backpacker, Supriadi, tujuan program itu adalah melatih mental dan kemandirian siswa.”Kalau sebelumnya, ketika di sekolah, semuanya serba jadi, ketika backpacker semuanya menjadi serba mandiri, mulai dari belanja ke pasar, masak makanan, mancuci pakaian, membersihkan rumah, dan lain-lain,” kata dia sambil menambahkan, “Tentu menjadi pengalaman berharga dalam melatih mental dan kemandirian di usia mereka.”Dikutip dari keterangan yang dibagikan Selasa, 2 April 2024, Supriadi mengatakan kalau destinasi di setiap negara yang dikunjungi adalah Kedutaan Besar RI dan kampus bergengsi, juga masjid serta tempat-tempat bersejarah. “Seperti saat napak tilas penaklukkan Konstantinopel di Hagia Sophia, Turki,” kata Supriadi. Program Backpacker, kata dia, sudah berjalan dua kali. Sesi pertama pada tahun lalu ke Turki dan Arab Saudi. Sesi kedua pada tahun ini dengan tujuan 10 negara yaitu ke India, Pakistan, Arab Saudi, Yordania, Turki, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan Malaysia dengan estimasi waktu sekitar 6 bulan.Menurutnya, ada 64 orang yang ikut program tahun ini terdiri dari 56 siswa dan 8 guru pendamping. “Untuk program ini, kami berkoordinasi langsung ke KBRI dan rekan mahasiswa yang ada di negara maisng-masing untuk memudahkan program,” kata Supriadi. Ditambahkannya, Program IDN Backpacker juga diisi dengan Kegiatan Belajar Mengajar sebanyak empat mata pelajaran: Informasi dan Teknologi (IT), Diniyyah, Bahasa Inggris, dan Tahfidz menghapal Alquran. Kegiatan KBM disebutkannya berjalan seperti di Indonesia mulai dari jam 08.00 pagi sampai dengan 15.00 Sore. Seluruh santri mengikuti secara offline bersama 8 guru yang diberangkatkan secara langsung untuk mendampingi saat perjalanan di luar negeri.Iklan

Para siswa santri SMK Islamic Development Network (IDN) Boarding School berfoto di antara kegiatan program backpacker keliling ke-20 negara. Memulainya pada 16 Januari 2024, memasuki awal April ini mereka telah menyinggahi Pakistan, India, dan sampai di Arab Saudi. ISTIMEWA”Untuk Sabtu dan Ahad kami fokus kunjungan ke embassy, ke kampus-kampus, dan tempat wisata bersejarah,” katanya sambil menambahkan perjalanan yang dilakukan sejak 16 Januari lalu telah memasuki negara ketiga, Arab Saudi. “Alhamdulillah di India kami sudah visit ke Taj Mahal, Jama Masjid India, Lodhi Garden, Wagah Border. Untuk di Pakistan kami sudah visit ke Badshahi Masjid Lahore, Monumen Pakistan, Khampur Dam, dan Masjid Faishal Islamabad.” Setiap siswa santri, selama mengikuti Program IDN Backpacker, diwajibkan untuk membuat minimal satu buku dan vlog yang wajib diunggah di akun media sosial. “Saat ini semua siswa sedang fokus ibadah umrah dan i’tikaf di area Masjidil Haram,” katanya sambil menambahkan, “Setelah dari Saudi ini kami akan melanjutkan perjalan pindah negara ke Yordania melalui jalur darat.”IDN Boarding School mengusung jargon ‘Jago IT, Pintar Ngaji’. Selain menjadi santri penghapal Alquran, siswa SMP dan SMK dituntut terampil mengoperasikan perangkat dan sistem jaringan komputer serta internet of things (IoT). Kemampuan dibuktikan dengan mengajar kepada guru-guru dari sekolah lain yang datang ke sekolah ini. Para siswanya juga diklaim setara sarjana IT karena sertifikasi, antara lain, Cisco Certified Network Associate (CCNA) dan MTCINE (MikroTIk Certified Internetworking Engineer).  Pilihan Editor: Bukan Lagi Ekskul yang Wajib Diikuti, Begini Gerakan Pramuka Bermula di Indonesia dan Dunia

Tokoh

Partai

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi