Liputan6.com, Jakarta – Mengutip data dari Mordor Intelligence, lanskap cloud computing di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Hal itu didorong oleh transformasi digital di berbagai sektor, peningkatan adopsi internet dan perangkat seluler, serta konsumsi big data yang terus meningkat.
Pasar cloud computing Indonesia diproyeksikan mencapai USD 2,13 miliar pada 2024 dan diperkirakan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 14,52%, mencapai USD 4,21 miliar pada tahun 2029.
Terkait hal ini ilmuwan dan pakar teknologi Onno W. Purbo memaparkan lima tren utama di pasar cloud computing Indonesia.
1. Adopsi Hybrid Cloud
Perusahaan semakin banyak mengadopsi strategi hybrid cloud, menggabungkan private cloud untuk aplikasi yang membutuhkan keamanan tinggi dan public cloud untuk solusi yang lebih hemat biaya.
Pendekatan ini menawarkan skalabilitas dan fleksibilitas, memenuhi kebutuhan operasional yang beragam.
2. Implementasi Sektor-Sektor Tertentu
Perbankan, Jasa Keuangan, dan Asuransi (BFSI): Sektor BFSI memanfaatkan cloud untuk meningkatkan efisiensi operasional dan layanan pelanggan. Model hybrid cloud sangat diminati untuk menyeimbangkan keamanan dan skalabilitas.
Kesehatan dan Ilmu Hayati: Cloud computing memfasilitasi telemedicine, rekam medis elektronik, dan analisis data, meningkatkan perawatan pasien dan efisiensi operasional.
Ritel dan Barang Konsumen: Pelaku ritel menggunakan platform berbasis cloud untuk e-commerce, manajemen hubungan pelanggan, dan optimalisasi rantai pasok, memperbaiki pengalaman pelanggan dan kelincahan operasional.