YOGYAKARTA – Penyakit asam lambung (sebutan lain untuk GERD/Gastro Eshophageal Reflux Disease) dan penyakit jantung, sama-sama bisa menimbulkan nyeri dada pada penderitanya. Lantas, apa perbedaan nyeri dada karena asam lambung dan serangan jantung?
Dikutip dari AI-Care, GERD merupakan sebuah kondisi di mana cairan lambung yang mengandung asam secara terus-menerus mengalir kembali ke kerongkongan (saluran yang menghubungkan mulut dan lambung).
Gejala GERD yang paling sering dirasakan adalah rasa tidak nyaman di dada yang biasanya terasa seperti nyeri yang membakar, dimulai dari ulu hati dan bergerak naik ke atas serta tenggorokan. Rasa terbakar, tertekan, atau nyeri ulu haati bisa berlangsung selama 2 jam.
Sekilas, gejala GERD cukup mirip dengan gejala serangan jantung, sebuah kondisi di mana aliran darah ke jantung sangat berkurang karena ada penyumbatan di dalam arteri koroner.
Seseorang yang mengalami serangan jantung umumnya mengalami nyeri dada yang terasa seperti ditekan dan sesak.
Nah, untuk mengetahui perbedaan nyeri dada karena asam lambung dan serangan jantung, simak ulasan di bawah ini.
Perbedaan Nyeri Dada karena Asam Lambung dan Serangan Jantung
Dihimpun dari berbagai sumber, perbedaan nyeri dada karena asam lambung dan penyakit jantung dapat kenali melalui beberapa faktor, mulai dari rasa nyeri yang timbul, waktu kemunculan, hingga riwayat penyakit penderitanya. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Rasa nyeri di dada
Rasa nyeri dada yang disebabkan oleh penyakit asam lambung digambarkan seperti sensasi terbakar di dada atau nyeri pada ulu hati. Dalam medis, kondisi ini dikenal dengan istilah heartburn.
Pada serangan jantung, nyeri dada yang dirasakan penderita terasa seperti ditekan, diremas, atau tertimpa benda berat di bagian dada kiri. Selain itu, sakit dada yang disebabkan oleh sakit jantung bisanya menjalar hingga ke lengan bagian kiri. Kondisi ini dikenal dengan istilah angin duduk alias angina pectoris.
Waktu kemunculan
Beda nyeri dada karena asam lambung dan serangan jantung yang berikutnya bisa dikenali dari waktu kemunculannya.
Nyeri dada yang disebabkan oleh asam lambung biasanya muncul setelah mengonsumsi makanan tertentu atau ketika belum makan sama sekali. Selain itu, gejala GERD juga dapat dipicu oleh stres yang berlebih, serta kebiasaan berbaring atau tidur setelah makan.
Pada serangan jantung, rasa nyeri di dada yang muncul tidak berkaitan dengan konsumsi makanan atau pola waktu makan. Umumnya, kondisi ini terjadi secara tiba-tiba atau saat melakukan aktivitas fisik berat.
Gejala penyerta
Nyeri dada akibat GERD dan serangan jantung memiliki gejala penyerta yang berbeda. Pada penderita GERD, gejala penyerta yang muncul dapat berupa:
Perut kembung.Sendawa terus-menerus.Rasa pahit di mulut.Nyeri saat menelan.
Sementara pada serangan jantung, nyeri dada dapat disertai gejala berikut:
Sesak napas.Keringat dingin.Sensasi seperti tercekik pada leher.Jantung berdebar.Sakit kepala atau pusing.Mual dan muntah.
Riwayat penyakit penderitanya
Perbedaan nyeri dada karena asam lambung dan serangan jantung yang terakhir, bisa dilihat dari riwayat penyakit penderitanya.
Nyeri dada akibat asam lambung sering kali dialami oleh seseorang yang memiliki riwayat gangguan sistem pencernaan serta pola makan tidak teratur.
Sementara nyeri dada akibat serangan jantung rentan terjadi pada penderita diabetes, hipertensi, ataupun obesitas.
Demikian informaasi tentang perbedaan nyeri dada akibat asam lambung dan serangan jantung. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.
