39 Pesawat Garuda-Citilink Belum Bisa Terbang, Kemenhub: Nataru Masih Aman

39 Pesawat Garuda-Citilink Belum Bisa Terbang, Kemenhub: Nataru Masih Aman

Bisnis.com, JAKARTA — Pesawat Garuda Indonesia maupun Citilink tercatat memiliki 39 unit yang belum dapat terbang, sementara kebutuhan pesawat saat liburan dipastikan meningkat seiring dengan lonjakan penumpang.

Tercatat saat ini dari 72 pesawat milik Garuda Indonesia, sebanyak 14 belum beroperasi. Sementara dari 56 pesawat Citilink, baru beroperasi 31 unit.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Lukman F. Laisa memastikan bahwa kebutuhan pesawat pada masa Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) tetap cukup, meski sebagian pesawat masih harus terparkir di hanggar.

“Kami hanya butuh 326 pesawat, yang serviceable itu 368, jadi kebutuhan untuk Nataru cukup,” ujarnya dalam Media Briefing di Kawasan Karet Tengsin, Jumat (5/12/2025).

Proyeksi tersebut nantinya akan terdiri dari 286 pesawat jet dan 40 pesawat propeller.

Secara terperinci, saat ini Kemenhub mencatat total terdapat 568 unit pesawat. Sebanyak 200 pesawat dalam kondisi yang harus diperbaiki atau maintenance. Sementara yang siap melayani penerbangan, hanya 368 unit.

Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi, sebanyak 42,01% penduduk Indonesia atau sekitar 119,5 juta orang berpotensi melakukan perjalanan selama masa libur Nataru. Moda pesawat diprediksikan akan dimanfaatkan oleh 3,57% atau sekitar 4,27 juta orang.

Sementara itu, Lukman memprediksikan pergerakan masyarakat menggunakan pesawat akan lebih besar lagi, yakni mencapai 5,05 juta orang, dengan keberadaan penerbangan tambahan atau extra flight.

Lukman menuturkan, saat ini Lion Air menjadi maskapai yang paling banyak mengajukan extra flight, kemudian diikuti AirAsia dan Garuda Indonesia. Namun, Lukman belum memerincinya secara jelas terkait dengan jumlah tambahan burung besi tersebut.

Sejumlah maskapai pun telah bersiap untuk menambah penerbangan atau extra flight sebagai antisipasi lonjakan penumpang.

Dia memprediksi akan ada kenaikan penumpang sebesar 7% pada masa Nataru tahun ini, ketimbang tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut berasal dari proyeksi peningkatan penerbangan domestik sebesar 5%, dan internasional yang mencapai 11%. 

“Insyaallah akan sampai 5.050.000 orang. Ada 3,9 juta orang itu domestik dan 1,15 juta orang yang akan naik pesawat,” jelasnya.

Sementara puncak arus mudik diperkirakan itu akan terjadi pada 20 Desember, dan puncak kedua pada 24 Desember. Kemudian untuk arus balik mulai terjadi pada tanggal 1 dan 4 Januari 2026.

Sebelumnya, Danantara telah menyuntikkan dana senilai Rp23,7 triliun kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), yang sebagian besar digunakan untuk pemeliharaan pesawat.

Melihat peruntukkan suntikan pundi-pundi uang dari Danantara, sebesar 47% atau sekitar Rp11,2 triliun bakal digunakan untuk penyehatan dan pemeliharaan armada PT Citilink Indonesia. 

Kemudian sekitar 37% atau Rp8,7 triliun dialokasikan untuk pemeliharaan pesawat Garuda Indonesia. Sebagian injeksi modal digunakan untuk memenuhi kewajiban utang Citilink kepada Pertamina dengan nilai US$225 juta.

Adapun PT Danantara Asset Management (Persero) menargetkan seluruh pesawat milik Garuda Indonesia dapat mengudara pada 2026.