PIKIRAN RAKYAT – Stasiun Pasar Senen menjadi salah satu yang tersibuk di Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta, terlebih di musim mudik lebaran. Selain tempat mobilitas masyarakat, stasiun di Jakarta Pusat ini menyimpan banyak cerita dari orang-orang yang berjuang menghidupi keluarga.
Salah satunya adalah Kasmari, seorang porter yang sudah lebih dari 30 tahun bekerja di stasiun ini. Dengan fisik yang tak lagi muda, Kasmari tetap semangat mengangkat barang dan membantu penumpang yang datang dan pergi. Ia pun bersyukur musim mudik lebaran 2025 ramai pemudik.
“Tahun ini Alhamdulillah keadaan ramai, daripada waktu Natalan kemarin lebih baik sekarang,” kata Kasmari saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Maret 2025.
Kasmari sudah menjadi porter di Stasiun Pasar Senen sejak 1994. Bagi Kasmari, pekerjaan sebagai porter bukan hanya soal membawa barang, tetapi juga tentang memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang.
“Alhamdulillah (porter) banyak diminati. Sebabnya pelayanan yang diutamakan,” Kasmari dalam wawancara dengan penuh rasa syukur.
Setiap harinya, Kasmari bekerja dalam sistem dua shift, dari jam 7 pagi hingga 7 malam. Dalam satu shift, ada sekitar 87 hingga 88 porter yang siap membantu penumpang mengangkat. Menurutnya, bekerja dengan saling memahami antarporter adalah kunci agar pekerjaan yang dijalani berjalan lancar.
“Enggak ada gesekan sama sekali, rukun semua, kompak semua, saling menyadari. Kalau udah dapet satu seumpamannya, satu kereta gitu ya dikasih orang lain, enggak sampai dobel-dobel jadi sama rata, kesadaran, kekompakan,” tuturnya.
Dalam menjalani pekerjaannya, Kasmari mengedepankan sikap ramah kepada seluruh penumpang, karena sikapnya itu sering kali membuat penumpang merasa nyaman dan tertarik menggunakan jasanya.
Berjuang untuk Keluarga Hingga Anak Sarjana
Pria asal Lamongan ini mengaku tidak pernah mudik selama dua tahun berturut-turut demi menggantikan rekan kerja lainnya yang ingin pulang kampung. Namun, meskipun lebaran tahun ini tidak bertemu keluarga, semangat Kasmari tetap terjaga. Salah satu motivasi terbesarnya adalah anak-anak yang ia perjuangkan agar dapat meraih pendidikan tinggi.
“Alhamdulillah yang satu sudah lulus kuliah. Yang pertama tamatan STM. Yang kedua ini, yang terakhir ini lulus dari Unesa Surabaya,” ucap Kasmari.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News