Johannesburg –
22 anak di Afrika Selatan dilaporkan tewas akibat keracunan makanan terkait dengan racun tikus pertanian. Akibat itu, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memerintahkan inspeksi skala besar terhadap toko-toko kelontong dan toko-toko kecil.
Dilansir AFP, Sabtu (16/11/2024), dalam pidato malam yang disiarkan televisi kepada rakyat, Ramaphosa mengatakan toko-toko yang terlibat dalam kematian anak-anak akan segera ditutup dan pemerintah setempat harus membersihkan tumpukan sampah yang menyebabkan serangan tikus.
“Telah dilaporkan 890 insiden penyakit bawaan makanan sejak awal September 2024, dengan sedikitnya 22 anak meninggal dalam beberapa minggu terakhir,” katanya.
Dalam kasus yang telah menimbulkan kecaman besar, enam anak kecil meninggal di Soweto, Johannesburg bulan lalu setelah memakan keripik dari toko informal yang dikenal sebagai spaza. Banyak toko spaza di Afrika Selatan dikelola oleh warga negara asing, termasuk dari Ethiopia dan Pakistan, dan kematian tersebut memicu reaksi keras terhadap orang asing.
Sebuah bungkus keripik yang ditemukan pada salah satu anak yang meninggal ditemukan mengandung jejak pestisida bernama Terbufos yang terdaftar untuk pertanian tetapi tidak untuk penggunaan umum, kata Ramaphosa.
“Untuk menyingkirkan pestisida berbahaya dari jalanan, kampanye besar-besaran berupa inspeksi dari pintu ke pintu di semua toko spaza, toko kelontong, dan pedagang informal lainnya akan dilakukan,” ucap dia.
Dalam beberapa kasus, bahan kimia ini dan lainnya digunakan karena buruknya pengumpulan sampah oleh pemerintah daerah yang menyebabkan serangan tikus. “Pemerintah daerah setempat akan diminta untuk mengambil tindakan segera untuk mengatasi masalah serangan tikus dengan membersihkan kota dan membuang sampah,” imbuh dia.
(maa/maa)