TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejak diperkenalkan ke publik pada akhir Desember 2024 lalu dan diluncurkan secara resmi pada Februari 2025, Bale by BTN terus menunjukkan perkembangan yang menjanjikan.
Aplikasi super yang ditopang oleh ekosistem perumahan ini bukan hanya mencatatkan pertumbuhan dari sisi nilai transaksi dan jumlah pengguna, juga penyaluran kredit.
Pencapaian tersebut menjadi bukti bahwa adaptasi teknologi lebih dari sekedar memanjakan nasabah dalam bentuk kecepatan, kemudahan dan kenyamanan layanan, juga memberikan nilai tambah bagi bisnis bank itu sendiri. Bale by BTN sejauh ini berhasil memperluas akses pasar pembiayaan dengan kualitas kredit yang semakin baik.
Sepanjang Januari 2025 atau terhitung sejak awal tahun (year to date/ytd), BTN telah menyalurkan kredit senilai Rp6,69 triliun.
KPR berkontribusi 64,69 persen dari nilai total kredit. Jika angka nya dibedah lagi, sebanyak 53,90 persen merupakan kredit subsidi ke segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan sisanya mengalir segmen KPR Non Subsididengan ticket size kredit rata-rata di atas Rp400 juta.
Dari total pengajuan KPR yang diajukan sepanjang bulan Januari, sekitar 20 persen KPR diproses di Bale super app. Proses KPR ini mencakup pengajuan, pengisian form, verifikasi, penilaian kelayakan calon debitur hingga persetujuan dan pencairan kredit. Semua dilakukan dalam aplikasi.
“Prosesnya menjadi lebih ringkas dan lebih cepat. Jika dihitung sejak calon debitur mengajukan kredit, rata rata kami butuh waktu 3 hari untuk memberikan keputusan kredit. Ini luar biasa,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Kamis (20/3/2025).
Selain kecepatan dan efisiensi, aplikasi Bale juga membuka peluang ke ceruk pasar lebih luas dari yang selama ini disasar agen marketing. Masyarakat bisa berinteraksi langsung dan mengajukan KPR atau untuk kredit multi guna untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Berkat sentuhan teknologi, pengukuran profil risiko calon debitur juga menjadi lebih akurat sehingga berdampak positif pada kualitas kredit.
“Memastikan pertumbuhan yang berkualitas sangat penting karena akan mempengaruhi biaya kredit bank (cost of credit) sehingga berdampak positif pada tingkat margin,” kata Nixon.
Sementara itu, penyaluran kredit ke segmen komersil dan high yield loan juga menunjukkan perkembangan yang positif. Ekspansi perseroan dengan membuka sejumlah kantor cabang khusus untuk melayani segmen menengah atas sebanding dengan hasil yang diraih. Sejak awal tahun, kredit yang tersalurkan untuk harga rumah di atas Rp750 juta mencapai Rp70,50 miliar.
“Di tengah situasi makro ekonomi yang menantang, pencapaian ini cukup menggembirakan. Kami optimistis jika kondisi makin membaik, segmen ini akan menjadi tulang punggung pertumbuhan bisnis BTN ke depan,” pungkasnya.